Beda fruktosa dan sukrosa
Berbeda dengan gula-gula lain seperti fruktosa pada buah-buahan dan madu, laktosa pada susu dan maltosa pada biji-bijian termasuk zat alami yang memiliki nilai gizi. Sedangkan gula mentah (raw sugar) adalah jenis gula yang bentuknya kasar dan lengket.
Asalnya dari air tebu dan pembuatannya hanya dilakukan dengan cara direbus biasa. Jenis gula ini masih mengandung sedikit gizi, tetapi sekarang gula mentah agak sulit diperoleh.
Sedangkan yang disebut gula cokelat atau brown sugar seperti yang banyak dijual di pasar swalayan, sebenarnya tidak lebih dari gula pasir putih yang diberi molase untuk memperkaya rasa dan warnanya. Jadi jika dikonsumsi akan memberikan efek yang sama di dalam tubuh kita.
Sukrosa bisa menekan sistem imun
Sukrosa menekan sistim imun dengan cara memaksa pankreas memproduksi insulin secara berlebihan. Insulin akan tetap tinggal dalam sirkulasi darah walaupun proses penguraian gula sudah lama selesai.
Salah satu efeknya adalah menekan produksi hormon pertumbuhan (growth hormone) pada kelenjar pituitari (kelenjar seukuran biji kacang polong yang terletak pada dasar otak).
Hormon pertumbuhan adalah regulator utama pada sistem imun. Karena itu kebiasaan mengkonsumsi banyak gula setiap hari akan menyebabkan defisiensi hormon pertumbuhan yang serius dan konsekuensinya adalah menurunnya kekebalan tubuh akibat darah terus-menerus kebanjiran insulin.
Selain itu, gula darah dan vitamin C memiliki struktur kimia yang serupa. Karena itu ketika kadar gula dalam darah meningkat, insulin akan berlomba memasuki sel-sel tubuh.
Jika gula darah kadarnya sangat tinggi, insulin akan memenuhi sel-sel tubuh dan tidak menyisakan tempat untuk vitamin C. Padahal sel-sel darah putih memerlukan vitamin C untuk melakukan fungsinya membasmi virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. (bersambung).