Meski demikian, Dr. Diamond mengingatkan bahwa sebaiknya kopi tidak diberikan pada penderita sakit kepala kronik, yang justru harus menghindari kafein, karena dapat memperberat sakit kepala.
2. Kafein mampu meringankan penyakit parkinson
Sebuah penelitian telah menemukan manfaat kopi dalam pengobatan penyakit Parkinson. Peneliti G. Webster Ross dari Amerika menemukan bahwa kafein kopi memiliki fungsi protektif terhadap kerusakan sel saraf yang merangsang munculnya penyakit Parkinson. Penelitian tersebut dilakukan Department of Veterans Affairs Honolulu, AS, selama 30-an tahun sejak 1964-1998.
Sebanyak 8.004 pria berkebangsaan AS dan Jepang peserta program perawatan jantung rutin dilibatkan dalam pertemuan tersebut. Hasilnya, responden bukan peminum kopi berisiko menderita penyakit Parkinson 5 kali lebih tinggi daripada peminum kopi 5 cangkir atau lebih setiap hari.
Studi lain yang dilakukan di Harvard Teaching Hospital dan Harvard School of Public Health, AS, membuktikan 3 cangkir kopi sehari dapat menurunkan risiko Parkinson hingga separuhnya pada wanita. Sementara pria memerlukan kopi lebih banyak (3-5 cangkir sehari) untuk memperoleh manfaat sama.
Menurut ahli neurologi Michael A. Shwarchild, M.D., Ph.D., yang terlibat dalam penelitian tersebut, gejala Parkinson muncul jika konsentrasi senyawa penghantar saraf (neurotransmitter) dopamin merosot. Minum kopi akan menjaga kadar dopamin dalam reseptor AZA tetap stabil, sehingga gejala Parkinson tidak muncul.
Namun Schwarchild mengaku hasil penelitian ini masih terlalu prematur jika dijadikan dasar untuk menganjurkan penderita Parkinson minum kopi lebih banyak.
3. Kafein mampu tingkatkan libido dan menyusutkan lemak
Berbahagialah para pria sehat, penggemar kopi. Penelitian menemukan bahwa minum kopi dapat menggenjot libido seksualnya. Terutama jika diminum 30 menit sebelum menunaikan tugas kelelakian.
Disebutkan, pada 30 menit hingga 90 menit sesudah minum kopi, kafein dalam darah mencapai kadar tertinggi. Inilah puncak kesigapan dan kemampuan motorik, dibarengi hilangnya rasa lelah dan kantuk, sehingga pria lebih siap tempur. (bersambung).