Malabsorpsi fruktosa dapat disebabkan oleh banyak penyebab yang meliputi: ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di usus, asupan tinggi makanan olahan dan olahan, masalah usus yang sudah ada sebelumnya seperti irritable bowel syndrome (IBS), peradangan pada pencernaan.
Penyebab lain intoleransi fruktosa adalah faktor turunan (biasanya diketahui pada masa kecil), yaitu suatu kelainan genetik dimana enzim yang digunakan untuk memecah fruktosa hilang.
Sedangkan yang lebih umum dan tidak terlalu serius adalah intoleransi fruktosa makanan, dimana tubuh tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mencerna fruktosa sehingga menyebabkan kram perut, gas, kembung, bersendawa, dan diare. Para ahli menyatakan kondisi ini semakin meningkat seiring budaya makan masyarakat sekarang yang berlebihan dengan konsumsi karbohidrat halus.
Bagaimana mengetahui Anda mengalami intoleransi fruktosa?
Anda bisa mencoba diet eliminasi atau melakukan tes napas. Jika Anda pernah didiagnosa atau curiga memiliki sindrom iritasi pada usus, Anda dapat menanyakan pada dokter Anda mengenai intoleransi fruktosa. Menurut penelitian yang dilakukan Journal of Clinical Gastroenterology, sepertiga peserta yang memiliki iritasi pada usus telah didiagnosa positif menderita intoleransi fruktosa.
Bagaimana mengatasinya?
Pertama, lupakan makanan dan minuman manis yang mengandung kadar fruktosa tinggi seperti sirup jagung, gula, jus buah (khususnya yang tidak alami), madu.
Kedua, makan buah secukupnya saat perut kosong atau sebelum makan. Makan buah bersama makanan lain dan sesudah makan dapat menyebabkan gangguan saat mencerna makanan sebelumnya. Makanan bisa menjadi busuk atau terfermentasi dan menyebabkan gangguan pencernaan.
Ketiga,pilih buah-buahan seperti berry, sitrus, pisang, kiwi, markisa, atau nanas. Menurut Asosiasi Gizi Amerika, buah-buahan tersebut mengandung jumlah fruktosa yang sama dengan glukosa, sehingga menjadikannya lebih mudah untuk dicerna.
Keempat, hindari makanan yang mengandung pemanis buatan. Makanan, minuman, atau permen diet mengandung pemanis buatan (seperti sorbitol, mannitol, dan xylitol) yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan tubuh meskipun Anda tidak memiliki intoleransi fruktosa.
Kelima, jangan makan terburu-buru. Dengan mengonsumsi makanan secara perlahan, Anda tidak akan membuat usus kecil Anda sesak dengan makanan. Anda memiliki intoleransi fruktosa atau tidak, dengan memperlambat dan memperhatikan apa yang Anda makan adalah dasar dari pencernaan yang baik.
Anda tidak akan dapat mendiagnosa – bahkan memperbaiki – apa pun jika Anda tidak mulai memberikan waktu untuk mendengarkan apa yang tubuh Anda coba sampaikan. Makan makanan sehat, tidur yang cukup, meditasi, olahraga secara rutin, dan berliburlah dari teknologi jika ingin pencernaan Anda sehat. (SA)