Mengapa banyak kasus keterlambatan perkembangan anak ? Salah satunya adalah karena anak “terlambat” mengenal aturan dan terlambat menyesuaikan diri.
SehatAlami.co-Disiplin adalah poin penting yang perlu dipelajari anak sejak dini. Membiarkan anak melakukan semua kehendak sesuka hatinya dengan dalih anak masih kecil akan menimbulkan kesulitan pada orang tua untuk mengarahkan perilaku anak ketika usia mereka bertambah. Dengan menerapkan disiplin dan aturan yang tepat, anak akan belajar mengetahui situasi dan kondisi. Belajar memahami mana yang benar mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak. Namun dalam menerapkan disiplin pada anak, orang tua harus berpegang teguh pada beberapa hal :
- Kendalikan emosi. Menerapkan disiplin pada anak artinya memberikan pendidikan, bukan hukuman ugal-ugalan yang berujung pada luka fisik dan mental. Fokus pada bagaimana anak bisa mematuhi aturan dan memahami mana tindakan yang benar dan mana tindakan yang salah.
- Jika perilaku anak terlanjur sulit untuk dikendalikan (tantrum hebat, melawan secara fisik) maka orang tua harus mampu menunjukkan otoritasnya, namun betul-betul menghindari kontak fisik yang tidak perlu.
- Belajar dari resiko yang dihadapi. Tidak semua tindakan “salah” anak harus diperingatkan dengan hukuman. Membiarkan anak untuk menghadapi resiko tindakannya adalah salah satu cara agar anak belajar untuk bertanggungjawab. Contoh, Ibu sudah berkali-kali mengingatkan agar berjalan perlahan di dalam rumah, bukan berlari. Satu ketika si anak lupa dan berlari di dalam rumah sehingga jatuh dan memecahkan gelas. Setelah menenangkan anak ibu dapat mengingatkan dengan bertanya “Apa akibatnya jika berlari di dalam rumah?” Jawaban jujur anak sangat diperlukan, kita tidak perlu memaksa jawaban dengan memberikan jawaban kita. Biarkan anak berpikir bahwa terjatuh dan memecahkan gelas adalah resiko dari tindakannya. Tidak diperlukan hukuman apapun dalam hal ini. Teknik ini dapat digunakan sejak anak sudah mulai dapat berkomunikasi secara verbal dengan baik.
- Terapkan aturan dan penjadwalan secara konsisten. Pada dasarnya anak-anak adalah pelaku rutinitas yang baik. Mereka tidak suka dengan perubahan rutinitas yang mendadak dan secara otomatis akan melakukan kegiatan sesuai dengan kegiatan yang sudah rutin mereka lakukan. Rutinitas ini akan berubah menjadi kebiasaan. Maka lakukan kegiatan positif secara konsisiten, walaupun hanya 10 menit tetapi dilakukan setiap hari. Contohnya, membaca buku bersama dan berdialog dengan anak selama 10 menit sebelum tidur.
- Dialog, cerita dan visualisasi. Untuk membentuk perilaku disiplin pada anak, orang tua sebaiknya memperbanyak dialog. Katakan bahwa aturan yang diterapkan adalah untuk membentuk kebiasaan yang baik supaya kelak menjadi anak pintar. Teguran diberikan agar anak tahu mana yang benar dan mana yang salah sehingga dapat menentukan sendiri sikapnya jika nanti sudah besar. Tingkah laku yang baik akan mendapat apresiasi dari banyak orang dan disenangi banyak teman.
Intinya pada penerapan aturan atau disiplin, orang tua tidak boleh serta merta menerapkannya tanpa alasan. Berikan pemahaman pada anak bahwa aturan yang diberlakukan bertujuan untuk kebaikan. Buka ruang dialog, biarkan anak bertanya. Jawablah dengan bahasa yang paling mudah dimengerti pada mereka. Dan yang paling penting, tunjukkanlah bahwa aturan dan disiplin yang diterapkan adalah bentuk kasih sayang orang tua pada anak sehingga kelak anak akan menjadi orang dewasa yang beradab. Happy Parenting ! (Asrilla Noor, konsultan pendidikan)