Ketidaknyamanan atau sakit sejatinya merupakan bahasa dari tubuh kepada kita untuk mengatakan bahwa sudah saatnya kita mengubah dan memperbaiki kebiasaan sehari-hari dari semua aspek secara menyeluruh.
Sehatalami.co ~ Apa yang perlu dilakukan jika tubuh terasa tidak nyaman? Satu fakta bahwa tubuh manusia sangatlah dinamis, dan kondisi setiap orang tidak sama. Ketidaknyamanan yang dirasakan setiap orang juga berbeda. Ketidaknyamanan tersebut, bisa diteliti lebih jauh, apakah karena pola makan, salah gerak, atau karena emosi atau pikiran yang membebani. Dari situlah titik temu masalahnya dicari dengan cara melihat ke dalam diri terlebih dahulu.
Dr Kasim Rasjidi, SpPD(K), DTM&H, MCTM, SpJP,MHA, LMPNLP,ELT, CCH, Health and Life Coach & Counselor, Master Practitioner NLP, dan pendiri Health and Life Reconnection mengatakan, “Jadi bukan semata melihat pada gejala yang timbul dan serta merta dicari obatnya apa : kimiwai atau bukan atau cara pengobatan alternatif tertentu? Obat barangkali tetap perlu, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu, dan hanya bersifat sementara,” tutur Dr Kasim.
Lebih jauh Dr Kasim menuturkan, bahwa sejatinya kondisi sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan oleh tubuh, yang bisa mengambil bentuk dalam beragam ketidaknyamanan, apakah itu berhubungan dengan gangguan metabolisme tubuh, seperti kolesterol, diabetes, penyakit jantung koroner atau karena gangguan lambung dan pencernaan, dan lain-lain, sebetulnya merupakan bahasa tubuh kepada kita untuk mengatakan bahwa sudah saatnya kita mengubah dan memperbaiki kebiasaan sehari-hari dari berbagai aspek kehidupan secara menyeluruh, tergantung dari aspek mana yang paling dominan menimbulkan ketidaknyamanan.
Jiwa dan tubuh saling melengkapi
Jiwa dan tubuh saling melengkapi, begitu kata Dr Herbert Spencer dari Universitas Harvard, dalam bukunya Energy Medicine. Ia juga mengatakan bahwa lebih dari 90 persen penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa. Inilah yang disebut dengan psyco-somatic disease – jiwa berpikir dan mempengaruhi tubuh.
Artinya, apa yang dipikirkan oleh jiwa berpengaruh terhadap anggota tubuh bagian luar, baik pada ekspresi wajah maupun gerakan tubuh. Pikiran jiwa juga berpengaruh pada anggota tubuh bagian dalam, seperti bertambahnya detak jantung, suhu tubuh, proses bernapas, dan tekanan darah yang ikut mempengaruhi liever, ginjal, limpa, lambung, paru-paru, dan lain-lain.
Hal senada juga dikatakan oleh Dr. Masaru Emoto, penerima gelar Doctor of Alternative Madicine dari Open International University, dalam bukunya The True Power of Water. Lewat penelitiannya tentang energi yang tersembunyi di dalam molekul air serta energi tersembunyi pada tubuh manusia (Hado), ia menemukan korelasi yang sangat dekat antara emosi dan organ tubuh manusia.
Pada 1995, ia melakukan uji Hado terhadap setarus orang berdasarkan jenis emosi yang sering muncul ( ada tiga puluh delapan jenis, termasuk stress, khawatir, tertekan, tersinggung, bingung, dan takut), dan selanjutnya memeriksa bagian tubuh mana yang paling banyak membentuk resonansi dengan setiap jenis emosi.
Sebagai contoh, ia menyebutkan, orang yang sering merasakan stress, cenderung mengalami masalah pada saluran kencing. Perasaan khawatir mengekspresikan masalah pada saraf leher/tengkuk, rasa tersinggung mengganggu bagian saraf parasympathetic di sistem sarat outonomic, rasa takut berlebihan menggangu ginjal, dan rasa cemas membuat perut menjadi sakit. (SA).