Adakah hubungannya dengan kompetensi dan kecerdasan emosional (emotional intelligence) yang kurang berperan atau tidak dimiki oleh pengambil kebijakan atau seorang kandidat? Sebuah analisis menyebutkan, kebanyakan dari kita saat diminta untuk menentukan kreteria sosok pemimpin ideal, mereka menekankan pada sifat dan aspek seperti kecerdasan, ketangguhan, tekad, serta visi-kualitas secara umum dalam kepemimpinan.
Tidak ada yang salah. Karena dalam batas tertentu keterampilan analisis dan teknis merupakan persyaratan minimal untuk sukses. Namun penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional ( emotional intelligence) justreru merupakan atribut kunci yang membedakan antara talent yang luar biasa dengan talent yang hanya memenuhi kualifikasi secara umum.
Daniel Goleman, Psikolog dan penulis buku popular “Emotional Intelligence” dalam penelitiannya di hampir 200 perusahaan global, menemukan bahwa para pemimpin benar-benar dapat dibedakan secara efektif dari tingkat kecerdasan emosionalnya. “Tanpa kecerdasan emosional, seseorang bisa mendapatkan pelatihan kelas, memiliki pikiran tajam, dan pasokan ide yang baik, tetapi dia tetap tidak akan menjadi pemimpin besar,” tulisnya.
Lalu apa itu kecerdasan emosional dan apa peran pentingnya bagi kesuksesan dan karir seseorang? Hermanto Kosasih, Director of Prime Consulting – Assessment, Training & Coaching serta penulis buku, ‘Build The Best of Your Life’ mengatakan bahwa individu dengan emotional intelIigence, mampu mengidentifikasi perasaan mereka dan mampu membangun dan mengelola suasana hati untuk meraih tujuannya.
“Penelitian oleh John C. Maxwell ( 2007), menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen direktur perusahaan Fortune 500 mendapatkan nilai C atau rata-rata C di perguruan tinggi. Dan lebih dari 50 persen pengusaha terkaya tidak pernah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, “ ujar Hermanto Kosasih.
Ikuti Workshop: The Real Happinness and High Performance at Work
Sementara, Deisy M. E. Suhari, seorang psikolog dan praktisi di bidang HR Management, menjelaskan bahwa kecerdasan emosi (emotional quotiens) adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan dirinya dan lingkungan sosial.
“Dengan kecerdasan emosi yang dimiliki, ini seseorang dapat mengelola emosinya secara efektif ; dimulai dengan menyadari peran dirinya ( self awareness) di setiap situasi dan kondisi, serta memahami tujuan individu maupun organisasi yang hendak dicapai, sehingga mampu mengelola, berinteraksi dan bersinergi secara efektif dengan lingkungan sosial untuk mencapai tujuan individu maupun kelompok di mana pun ia berada,” jelas Deisy. (bersambung).