Selanjutnya, daya tarik selederi mampu menyedot perhatian peneliti lain yaitu William J. Elliot, MD, PhD dari University of Chicago Medical Center, Amerika Serikat. Seledri mengandung senyawa 3-butilftalida yang dijabarkan sebagai senyawa kimia yang dapat menurunkan tekanan darah.
Dosis ftalida setara dengan 4 tangkai seledri setiap hari segera menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Ftalida juga mampu menurunkan hormon stres yaitu catachlomine. Jadi, dengan kata lain, seledri juga efektif menahan lonjakan tekanan darah yang dipicu oleh stres.
Bagaimana cara kerja seledri menurunkan tekanan darah tinggi? “Mekanismenya adalah seledri bekerja merilekskan otot-otot halus di sekeliling pembuluh-pembuluh darah yang mengatur tekanan darah, hal ini memungkinkan pembuluh melebar,” tutur William.
Sepertinya, dengan kemampuan seledri menurunkan kadar kolesterol dalam darah, pengerasan pembuluh darah tidak terjadi. Kelenturan pembuluh darah dipertahankan dan tekanan darah tidak menjadi tinggi.
Di Indonesia sendiri, dewasa ini, banyak perusahaan farmasi yang memproduksi obat fitofarmaka (obat yang terbuat dari tanaman obat) untuk antihipertensi. Para produsen menggabungkan khasiat yang ada pada tanaman seledri dengan tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamiceus) sehingga lebih efektif menurunkan tekanan darah tinggi. Selain khasiatnya menjadi berlipat ganda, penggunaan fitofarmaka ini relatif tidak memberikan efek samping pada tubuh. (SA)