- Teh kaya akan antioksidan dalam bentuk polifenol dan flavonoid. Kandungan polifenol dalam teh jumlahnya 10 kali lipat dibandingkan polifenol dalam buah dan sayuran.
- Teh juga mengandung asam amino L-theanine yang terbukti dapat memperkuat sistem imunitas tubuh melawan infeksi dan meningkatkan gelombang alfa di otak yang berhubungan dengan kondisi relaksasi.
- Konsumsi teh hitam juga dapat mempengaruhi kadar hormon stres dalam tubuh yang membantu mengatasi kondisi stres dengan cepat.
Sehatalami.co ~ Berbagai cara dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan kuat. Apalagi di tengah cuaca tak menentu dan merebaknya penyebaran virus corona. Itu mengapa penting bagi kita untuk memperkuat daya tahan tubuh. salah satunya adalah dengan mengambil manfaat dari kebiasaan minum teh.
Kita tahu, tradisi minum teh sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, bahkan sebelum masehi di daratan China. Teh diminum untuk diambil manfaatnya sehatnya. Teh dibuat menjadi minuman dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis. Namun, istilah “teh” sekarang juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah, atau tanaman obat yang diseduh, misalnya teh rosella, teh camomile, atau teh krisan.
Ada beberapa jenis teh yang dibuat dari daun Camelia sinensis yang dibedakan berdasarkan proses pengeringan daunnya.
- Teh hijau (green tea). Jenis teh yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker.
- Teh oolong (oolong tea). Teh tradisional Cina yang mengalami proses oksidasi atau fermentasi sebagian. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daun teh berwarna kemerahan, sedangkan bagian tengahnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam. Daun teh oolong diproses dengan menggulung daun teh menjadi keriting. Biasanya disajikan di restoran Cina untuk teman makan dim sum dan masakan Cina lainnya.
- Teh putih (white tea). Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan. Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna kuning pucat dengan aroma yang lembut dan segar.
- Teh hitam (black tea). Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang, dan Korea. Merupakan jenis teh yang paling populer dan sering dikonsumsi di Asia Selatan termasuk Indonesia. Teh hitam lebih lama mengalami proses oksidasi dibandingkan teh hijau, teh oolong, dan teh putih. Jenis teh ini memiliki aroma yang lebih kuat dan bisa bertahan hingga beberapa tahun jika disimpan dengan baik.
Selain jenis teh di atas, ada juga teh yang tidak mengandung daun teh. Teh jenis ini biasa disebut teh herbal. Selanjutnya kita hanya akan membahas khasiat sehat teh yang berasal dari daun Camelia sinensis.
1. Sumber antioksidan dan antikanker
Teh kaya akan antioksidan dalam bentuk polifenol dan flavonoid. Kandungan polifenol dalam teh jumlahnya 10 kali lipat dibandingkan polifenol dalam buah dan sayuran.
Polifenol utama dalam teh adalah katekin yang dapat menghambat proses oksidasi yang merusak sel tubuh, mengurangi jumlah dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin dalam jumlah tinggi, bahkan teh putih dipercaya memiliki kemampuan antioksidan yang lebih baik dibanding teh hijau.
Sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena banyak katekin yang hilang dalam proses oksidasi. Epigallocatechin gallate (EGCG) adalah salah satu jenis katekin dalam teh hijau dapat membantu melawan beberapa jenis kanker seperti kanker paru-paru, prostat, dan payudara.
2. Memperkuat sistem imunitas tubuh
Teh juga mengandung asam amino L-theanine yang terbukti dapat memperkuat sistem imunitas tubuh melawan infeksi dan meningkatkan gelombang alfa di otak yang berhubungan dengan kondisi relaksasi. Konsumsi teh hitam juga dapat mempengaruhi kadar hormon stres dalam tubuh yang membantu mengatasi kondisi stres dengan cepat.
Penelitian menunjukkan bahwa 50 menit setelah terjadi stres, orang yang minum 4 gelas teh hitam sehari selama 4 minggu mengalami penurunan kadar hormon kortisol penyebab stres sebanyak 47 persen.
3. Mencegah HIV/AIDS
Hasil penelitian terbaru yang dilakukan di Tokyo University, Jepang, menyatakan bahwa EGCG dalam teh hijau dapat membantu meningkatkan sistem imunitas yang mencegah HIV/AIDS. Ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Profesor Mike Williamson dari University of Sheffield, bahwa minum teh hijau dapat menurunkan risiko terkena infeksi virus HIV sekaligus menghambat penyebaran virus HIV.
4. Membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler
Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat), hipertensi, dan stroke. Ini dapat terjadi karena peranan flavonoid quercetin, kaempferol, dan myricetin yang dapat mencegah kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol.
5. Meningkatkan aktivitas insulin
Selain itu, menurut Richard Anderson, ahli biokimia dari USDA Beltsville Human Nutrition Research Center, Maryland, minum teh hitam, hijau, dan oolong bermanfaat bagi penderita diabetes karena dapat meningkatkan aktivitas insulin sampai 15 kali. Diduga ini ada hubungannya dengan kandungan EGCG dalam teh.
6. Mencegah kerusakan gigi
Teh mengandung fluoride yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Berdasarkan penelitian di Tokyo Dental College, fluoride memiliki kemampuan membunuh bakteri Streptococcus mutans penyebab kerusakan gigi sehingga membantu mengontrol bau mulut dan pembentukan plak gigi.
7. Mencegah kerusakan otak
Teh juga bermanfaat mencegah kerusakan otak akibat proses penuaan. Lansia di Jepang yang mengkonsumsi 2 gelas atau lebih teh hijau setiap hari, mengalami penurunan risiko kerusakan otak sebanyak 50 persen, dibandingkan lansia yang mengkonsumsi kurang dari 2 gelas teh hijau sehari. Ini disebabkan oleh kandungan EGCG dalam teh hijau.
Tidak boleh berlebihan
Meskipun berkhasiat untuk kesehatan, tapi bukan berarti teh boleh dikonsumsi sesuka hati. Teh tidak disarankan untuk orang yang memiliki kondisi tertentu seperti penderita penyakit ginjal. Teh bersifat diuretik (melancarkan pembuangan urin).
Banyak minum teh dapat mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan kondisi penyakit penderita ginjal. Teh juga mengandung oksalat, yang jika dikonsumsi berlebihan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Tanin yang terdapat dalam teh dapat berikatan dengan zat besi dalam makanan sehingga menyebabkan zat besi tidak bisa diserap oleh tubuh. Ini dapat mengakibatkan anemia dan kekurangan zat besi.
Pada wanita hamil, teh juga dapat mengakibatkan janin dalam kandungan kekurangan zat besi bawaan. Sehingga setelah lahir bayi juga akan menderita anemia dan kekurangan zat besi. Wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak minum teh kental. Meskipun tidak sebanyak dalam kopi, teh mengandung kafein sekitar 40 mg per cangkir. Kandungan kafein dalam teh diduga bisa mempengaruhi pengeluaran air susu, sehingga ASI menjadi berkurang. (SA)