Minat minum jamu menurut terus menurun belakangan ini, apalagi di kalangan generasi milenial. Padahal secara empiris konsumsi jamu dapat membantu menjaga kesehatan dan mempertahankan kebugaran sejak ratusan tahun lalu.
Sehatalami.co ~ Jamu sejatinya merupakan produk budaya. Tradisi minum jamu bagi masyarakat Indonesia, bahkan sudah berlansung sejak ratuan tahun. Jamu, selain memiliki dimensi manfaat yang menyehatkan, juga memiliki aspek ekonomi, sosial budaya.
Seiring dengan tren masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) jamu sebetulnya memiliki peluang untuk terus berkembang. Apalagi sampai dengan saat ini, 90 persen pasar jamu di Indonesia masih dikuasai oleh produsen lokal.
Demikian disampaikan oleh Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.“Jamu, bagi orang Indonesia bukan hanya merupakan produk minuman, tetapi juga produk budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Meminum jamu adalah tradisi yang dilakukan secara turun temurun, antar generasi,” kata Penny K. Lukito.
Namun sayangnya, minat minum jamu menurutnya menurun belakangan ini, apalagi di kalangan generasi milenial. Padahal konsumsi jamu dapat membantu menjaga kesehatan. “Itu mengapa perlu dilakukan berbagai upaya agar masyarakat lebih mengenal dan memahami manfaat minum jamu,” katanya melanjutkan dalam kesempatan launching Kafe Jamu Acaraki di daerah Kemang Jakarta, Minggu (17/11/19).
Perlu inovasi produk – modernisasi pasar jamu
Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan semakin kritisnya pemikiran masyarakat terutama para kaum milenial dengan pola pikir out of the box, menuntut pemerintah dan pelaku usaha untuk selalu berinovasi dalam pengembangan industri dan produk jamu. Salah satunya dengan modernisasi pemasaran maupun pengembangan produk dengan bentuk yang modern namun tetap memenuhi ketentuan dan persyaratan.
Terkiat dengan hal ini, pelaku industry jamu dan UMKM jamu perlu melakukan terobosan untuk mendorong pengembangan jamu agar daya saing jamu semakin meningkat, termasuk Program Bapak Angkat bagi UMKM jamu, yang diinisiasi Badan POM tahun 2018 lalu.
Bapak Angkat UMKM Jamu merupakan program inisiatif Badan POM yang melibatkan Industri Obat Tradisional (IOT) untuk bersama-sama mengembangkan UMKM jamu agar mampu bersaing di pasar nasional dan global.
Di sisi pelaku usaha, beragam inovasi pun dilakukan untuk perluasan akses pasar jamu antara lain melalui sistem penjualan jamu online, modernisasi pemasaran jamu misalnya melalui pengembangan cafe jamu, dan peningkatan awareness konsumen melalui kampanye jamu di sekolah dan kampus (Jamu Goes to School and Campus).
“Kafe Jamu adalah salah satu upaya dalam membudayakan minum jamu dengan cara yang lebih modern dan memperkenalkan jamu untuk generasi milenial dengan cara yang berbeda,” tutur Kepala Badan POM. “Keberadaan kafe jamu dapat mendukung budaya minum jamu sebagai healthy lifestyle dan mengampanyekan jamu sebagai Indonesia heritage,” tambahnya.
Kafe Jamu Acaraki adalah kedai jamu modern yang menyajikan jamu dengan teknik penyeduhan kontemporer yang mempunyai visi untuk “menjamu dunia” dengan memperkenalkan jamu warisan budaya leluhur kepada masyarakat dunia.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada PT Sinde Budi Sentosa yang membuka Kafé Jamu Acaraki ini. PT Sinde Budi Sentosa merupakan salah satu Industri Obat Tradisional yang telah menyatakan komitmennya menjadi “Bapak Angkat” bagi UMKM Jamu,” ujar Kepala Badan POM.
“Kami berharap ke depannya industri obat tradisional lainnya juga dapat berperan aktif dalam mendorong kemajuan UMKM, antara lain dengan memberikan pelatihan maupun bantuan lainnya kepada UMKM Jamu, sehingga jamu semakin memasyarakat dan membudaya tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia.” tutup Penny K. Lukito. (SA)