Secara genetik, ia mengaku memiliki bakat untuk gemuk. Makan angin pun jadi gemuk. Tapi ia berusaha untuk mengurangi karbohidrat dan minyak. Ia berusaha banyak mengkonsumsi makanan berserat, sayur, dan buahan-buahan, ditambah vitamin.
Sehatalami.co ~ Dikisahkan, banyak orang mengusulkan kepada Doktor Martha Tilaar yang usianya kini sudah 83 untuk mengoperasi wajahnya, karena ia seorang icon kecantikan. “No way,” jawab Martha tegas. Ia berprinsip bagaimana bisa ia mengajak orang untuk hidup sehat alami dan menggunakan kosmetik dari bahan-bahan alami, sementara wajahnya ‘obrasan’ katanya suatu ketika.
Ia menceritakan, kulit yang kencang dan cerah itu didapatnya karena ia rajin merawatnya secara alami. Di samping itu, ia juga memperhatikan pola makan, melakukan olahraga, dan berpikir positif. “Menjaga makanan juga penting bagi kesehatan kulit,” kata Owner PT Martina Berto itu.
Ia juga mengaku secara genetik memiiki bakat untuk menjadi gemuk. Makan angin pun jadi gemuk. Tapi ia berusaha untuk mengurangi karbohidrat dan minyak. Ia berusaha banyak mengkonsumsi makanan berserat, sayur, dan buahan-buahan, ditambah vitamin. Jika boleh dibilang, itulah rahasia awet sehat dan cantiknya.
Sering meditasi dan yoga
Rahasia sehat dan cantik lainnya, selain menjaga pola makanan adalah rajin bermeditasi, yoga, dan tai chi dua kali seminggu. Jika sempat terlupakabn, tubuhnya seakan berontak. Menjadi kurang nyaman.
Lewat meditasi, katanya ia bisa berlatih untuk mengontrol emosi. “Kita lebih calming down. Kalau kita percaya pada keheningan, kita memiliki harapan. Kalau kita dalam keadaan takut terus-menerus, istilahnya kemrungsung, kita selalu bimbang.Tetapi kalau kita diam, mendengarkan desir angin, kicau burung, air mancur, kita akan mendapat ketenangan. Itu modal kita dalam berkarya,” lanjutnya.
Dalam tradisi Jawa, menurut Martha dikenal cara-cara mengatur pola makan yang disebut ngalong (diet buah-buahan), mutih ( makan nasi atau singkong saja), ngrowot (makan tumbuh-tumbuhan), ngadem (makan tanpa rasa asin, garam, dan gula, dll) “Tetapi sekarang lebih maju lagi. Kehadiran ahli gizi sangat diperlukan,” ujarnya.
Menjadi diri sendiri
Menurut Martha, dalam hidup ini apabila kita bisa menerima keberadaan kita apa adanya, jauh lebih mudah daripada kita mencoba menjadi diri orang lain.Namun demikian, ia memprediksi pada tahun-tahun setelah 2006 sejak operasi plastik, sedot lemak, maupun face lift dengan pembedahan mulai populer, hal-hal tersebut masih akan digemari, entah sampai kapan dengan berbagai alasan.
“Saya kira masih demikian karena masih ada orang yang kurang percaya diri. Tetapi sebenarnya kalau kita sudah menghayati mengenai cantik alami, tidak diperlukan lagi tindakan-tindakan seperti itu,” lanjutnya.
Yuk, Ikutan Workshop: The Real Happinness and High Performance at Work
Operasi hidung, suntik kolagen, sedot lemak, menurut Martha sifatnya hanya sementara. “Itu memang semua menjadi kelihatan indah, membuat orang instant young, instant beautiful. Tapi ada banyak orang di dunia Barat dan di sini lebih senang alami, be yourself. Kita harus didik diri kita percaya diri dan enjoy the nature, living balance, jadi lebih sehat,” katanya.
Ia mencontohkan, sepuluh tahun yang lalu, Marta memiliki teman yang sudah menjalani suntik kolagen. “Karena capek, ia tidurnya miring. Apa yang terjadi? Kolagen yang disuntikkan di wajahnya berpindah ke sebelah kanan, jadi wajahnya seperti bengkak. Untuk menormalkan kembali, ia harus tidur ke arah kiri. Apakah itu senang?”
Ada pula seorang temannya yang menjalani operasi plastik untuk memancungkan hidungnya.“Suatu hari teman itu jatuh, hidungnya bengkok, karena plastik penunjangnya lepas. Ia kesakitan. Apakah itu senang? ” katanya.
Kesimpulannya menurut Martha, kalau kita menambah sesuatu benda pada tubuh, kita harus ekstra hati-hati, dan gerakan kita terbatas. “Kalau kita tampil natural, semuanya serba enak, tidak ada beban. Dan kalau tergantung pada operasi dll, kita harus punya banyak uang. Kalau uangnya pas-pasan hanya untuk sekali operasi, setahun dua tahun kemudian gradasi bumi akan menarik kulit kita, sehingga kita akan tampak tua lagi, menjadi stres. Harus bagaimana?”
Tingkatkan Percaya Diri dengan Inner Beauty
Menurut Martha, cantik itu the balance between the inner and outer. Keseimbangan itu yang akan menyimpulkan seseorang itu cantik. “Seorang wanita itu harus well-grow, harus cantik, jangan
slebor. Wanita harus tahu kodratnya, sebagai istri, sebagai ibu, sahabat tetangga, sahabat suami. Ia bisa menjadi ‘menteri kesehatan’. Itulah wanita,” ujarnya.
Selain harus berilmu, menurutnya, wanita juga harus pandai berkomunikasi. Kalau menyakiti hati orang, kita akan dibenci. Inner beauty juga menyangkut iman yang kuat. Apakah kita tahan godaan? Apakah hubungan kita dengan Tuhan berjalan mulus? Apakah ibadah kita sudah benar?
“Mulailah dari diri sendiri. Jangan ikut-ikutan,” tutur perempuan yang dalam kehidupannya selalu bercermin pada sosok Dewi Sarasvati itu.
Back to Nature
Bagi DR. Martha Tilaar, yang sudah 50 tahun berkercimpung di dunia kecantikan alami, merasakan benar bahwa gerakan kembali ke alam (back to nature, back to basic), sedang in di mata dunia, baik dalam hal pemakaian produk perawatan yang berbahan dasar alami maupun makanan-makanan organikyang dapat mencegah penyakit.
Ia baru diundang oleh Universitas Leiden untuk ikut memperkenalkan jamu-jamu dan produk perawatan kecantikan yang berbahan dasar alami dalam suatu ekspo bergengsi. “Coba bayangkan, pameran jamu kok di Leiden. Bulan lalu, kami juga ikut ekspo di Athena, “ ujar Dr. Martha Tilaar sesaat sebelum bertolak ke Amsterdam.
Selain dengan kedua institusi itu, Pimpinan PT Martina Berto itu juga sudah menjalin kerja sama beberapa pengusaha besar dari Prancis yang tertarik ingin memakai produk kecantikan dan produk spa berbahan alami dari tanah Indonesia.
“Saya pikir masa depannya cerah. Karena keadaan dunia, global change, maka banyak persaingan. Jadi SDM kita harus kompetitif, kalau tidak, kita akan ketinggalan. Tidak bisa alon-alon asal kelakon, karena perubahan dunia itu begitu cepat,” tuturnya. (SA)
Sumber: Disadur dari majalah Nirmala (20/12/2005)