Teknologi pintar tenyata bisa membawa dampak buruk pada produktivitas. Anda membalas email, mengecek media sosial, atau menonton video, teknologi berakibat kurang baik pada kebahagiaan Anda.
SehatAlami.co ~ Harus diakui banyak waktu yang dihabiskan bersama gawai seperti komputer, tablet, ponsel pintar– baik di rumah maupun di tempat kerja dengan tanpa sadar. Membuka email email, notifikasi, perpesanan internal, dan internet bisa makan banyak waktu dalam satu hari kerja.
Tetapi teknologi semacam ini bisa membuat Anda menjadi kurang produktif. Untuk itu ‘detoksifikasi’ teknologi di tempat kerja setiap hari dapat membantu walaupun haja satu saja.
Beberapa penelitian menunjukkan dampak buruk obsesi teknologi terhadap kesehatan, kebahagiaan, dan produktivitas. Mata kita menjadi lelah karena terus-terusan menatap layar. Belum lagi budaya berkirim pesan kerja selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu membuat kita tertekan dan stres. Internet berubah menjadi adiktif.
Pada 2012, para ilmuwan di Amerika membuat penelitian tentang email. Mereka memasang monitor detak jantung pada sejumlah pekerja kantoran. Hasilnya adalah yang mengakses email di tempat kerja, berpindah-pindah antara banyak jendela perambah dan aplikasi, mengalami detak jantung yang lebih tinggi dan stres yang lebih tinggi.
Kenyataan tersebut tentu membuat kita berhenti sama sekali menggunakan gawai. Yang diperlukan adalah belajar membatasi. Bagaimana kita bisa menjadi lebih awas dan meluangkan waktu yang memungkinkan untuk memperlakukan teknologi hanya sebagai tugas lain.
“Membebaskan bandwith kognitif dan energi — itulah tujuannya,” kata pamela Rutledge, seorang psikolog spesialis media seperti dilansir laman bbcindonesia.com
Rehat dari teknologi di tempat kerja bukanlah soal bersembunyi. Triknya adalah berhenti berusaha mengerjakan beberapa hal sekaligus (multi-task) utamanya pada perangkat teknologi dan aplikasi. “Para pakar ilmu syaraf telah menunjukkan bahwa otak manusia tidak dirancang untuk multi-task tapi serial task (mengerjakan tugas satu per satu),” kata Sandra Sgoutas-Emch, profesor psikologi di Universitas San Diego.
Namun terus-terusan beralih antara gawai, aktivitas, dan jendela perambah membangun kegelisahan dan menciptakan distraksi. “Meningkatnya volume pekerjaan berarti kita harus berpindah-pindah tugas lebih sering,” kata Matthias Holweg, profesor manajemen operasi di Sekolah Bisnis Said, Universitas Oxford. Setiap kali kita berpindah dari satu tugas ke tugas lain, kita kehilangan waktu untuk bersiap-siap, jadi kita jadi kurang produktif secara keseluruhan.
Otak Anda butuh waktu untuk memahami dan memusatkan perhatian pada setiap tugas baru. Penelitian menunjukkan bahwa fokus pada satu tugas setiap waktu memungkinkan konsentrasi Anda tetap bertahan dan menyelesaikan tugas secara lebih efisien.
“Melakukan rehat singkat setiap hari membantu otak Anda melakukan ini,” kata Sgoutas-Emch. Mencoba berhenti sama sekali terhadap teknologi justru lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.
“Jadwalkan beberapa waktu dalam sehari untuk berjalan-jalan di luar ruangan — tinggalkan ponsel Anda. Jika cuaca sedang buruk, berjalanlah mengitari gedung dan bercakap-cakaplah dengan kolega Anda. Sungguh-sungguh manfaatkan jam makan siang Anda,” kata Sgoutas-Emch.
Tidak setiap pekerjaan membutuhkan duduk di depan komputer atau terikat dengan smartphone, dan tidak semua orang punya jenis kepribadian yang membuat mereka nempel pada teknologi. (SA)