Tak kurang ada sekitar 268 gua (leang-leang) yang terbentuk dari gugusan karst di kawasan Maros-Pangkep ini. Gua gua karst di kawasan ini merupakan bagian dari situs prasejarah yang menjadi habitat bagi fauna.
Menurut para peneliti, , kawasan leang-leang di Maros ini dulunya pernah menjadi hunian bagi manusia prasejarah. Bukti-buktinya dapat dilihat pada adanya temuan berupa lukisan-lukisan batu, perkakas batu, dan fosil-fosil hewan. Adalah para peneliti berkebangsaan Swiss, Paul Sarazin dan Fritz Sarasin, serta penelitian lanjutan oleh PV Stein Callenfels, WA Mijsberg dan Hooijer, yang melakukan penelitian tersebut.
Setidaknya ada dua leang-leang yang pernah digunakan sebagai tempat tinggal manusia prasejarah di kawasan ini, yaitu leang Pettae dan Pettakere. Leang / goa Pettae terletak sekitar tiga meter di atas taman. Di mulut goa Pattae di sebelah kanan ada ditemukan tumpukan kerang dan tulang – tulang binatang yang konon merupakan fosil sampah dapur manusia prasejarah. Sementara di dalam dinding goanya dapat dijumpai adanya lukisan prasejarah berupa telapak tangan dan babi rusa dengan warna merah.
Sekitar 150 meter dari leang Pettae kita dapat melihat goa Pettakere. Para pengunjung harus naik tangga besi menuju mulut goanya yang bentuknya lebih kecil dari goa Pettae. Di gua Pettakere, kita bisa jumpai banyak gambar telapak tangan dan babi rusa, meski di goa Pettakere ini tidak ditemukan adanya sampah dapur dari manusia prasejarah, tetapi di bawah tangga menuju goa dapat dilihat adanya fosil yang diyakini sebagai kerangka manusia prasejarah. (SA)