Yang menarik, ternyata kandungan vitamin C pada jambu biji hampir dua kali lipat yang ada pada sitrus. Biji-bijian atau polong-polongan hanya memiliki sedikit kecuali jika sudah menjadi kecambah.
Suplemen umumnya dibuat dari buah sitrus, atau buah rosehips (sejenis mawar liar), ceri merah, dan cabai. Ada juga yang disintesa dari sirup jagung, glukosa dari tubuh hewan, dan palem sagu. Efek alergik palem sagu diketahui lebih kecil dibandingkan ekstrak jagung.
Pada kondisi tertentu vitamin C juga berperan sebagai antioksidan. Selain untuk mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas, antioksidan juga dapat mengurangi kerusakan sel akibat bahan kimia dan polutan seperti asap rokok.
Pemanfaatan Vitamin C
Penggunaan atau pemanfaatan Vitamin C dapat membantu meredakan gejala-gejala flu dan mempersingkat lama sakitnya. Namun sebagai antiflu (jika tubuh sudah terkena flu) masih belum dapat dibuktikan.
Sedangkan sebagai antioksidan, vitamin C sudah diteliti dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung dengan cara mencegah oksidasi yang dapat menghasilkan radikal bebas.
Berbagai penelitian menunjukkan vitamin C dapat menurunkan risiko kanker payudara, begitu juga kanker-kanker pada mulut rahim, usus besar, anus (rektum), kerongkongan, pangkal tenggorokan, paru-paru, mulut, prostat, dan lambung. V
itamin C juga dapat membantu mencegah penyumbatan berulang pada arteri setelah angioplasty (alternatif operasi bypass pembuluh arteri). Ini ada hubungannya dengan kemampuan vitamin C dalam hal mencegah peradangan akibat radikal bebas.
Intervensi pada sistem jantung, seperti angioplasty, trombolisis, atau operasi, dapat menimbulkan stres pada sel dan memicu terjadinya radikal bebas. (bersambung).
Vitamin C berguna menangkal virus Covid-19 ?
Melansir Live Science, kepopuleran suplemen vitamin C sebagai penambah daya tahan tubuh bermula dari tulisan pemenang nobel Linus Pauling, pada 1970-an. Lewat tulisannya, suplemen vitamin C disebut ampuh mencegah flu sampai penyakit parah seperti jantung.
Namun banyak juga studi termasuk yang terbaru pada 2013 menyebut, konsumsi 200 miligram vitamin C saat pilek dapat mengurangi waktu sakit selama satu hari pada orang dewasa dan anak-anak. Dari beberapa studi, mengonsumsi vitamin C tidak terbukti mencegah penyakit flu biasa.
Demikian juga dengan konsumsi suplemen vitamin C untuk mencegah Covid-19 yang disebabkan virus corona jenis baru SARS-CoV-2. “Dampak konsumsi suplemen vitamin C untuk menangkal virus corona pasti sangat kecil,” ujar Dr. William Schaffner, profesor penyakit menular dari Vanderbilt University Medical Center, AS, kepada New York Times.
Pernyataan senada disampaikan ahli nutrisi dari Boston Medical Center AS, Dr. Caroline Apovian. “Kita tidak bisa menangkal virus corona hanya dengan minum vitamin C dosis tinggi atau makan jeruk sebanyak-banyaknya,” kata dia seperti dilansir Business Insider.
Para ahli di Zhongnan Hospital dari Wuhan University, China, sejak Februari sampai September 2020, menguji efektivitas vitamin C dosis tinggi untuk mengatasi infeksi virus corona. Mereka diberi infus yang mengandung 12 gram vitamin C dua kali sehari selama seminggu.
Meskipun belum ada bukti ilmiah suplemen vitamin C bisa menangkal penyakit, manfaat vitamin C terbukti dapat mendukung fungsi kekebalan tubuh. Tubuh kita mengandalkan vitamin C untuk mengaktifkan respons imunitas. Sayangnya, vitamin C tidak mampu dihasilkan sendiri oleh tubuh. Sehingga, kita membutuhkan asupan mengandung vitamin C. (SA)