Anak bisa merupakan cermin orangtua
Dalam banyak kasus, Arinta mencontohkan, dari observasi terhadap sebagian besar klien di institusi Soul of Speaking, menunjukkan bahwa eskpresi orangtua dalam bentuk nada bicara, gesture, ekspresi wajah, cara atau model berkomunikasi, banyak ditiru oleh anak (yang saat ini sudah menjadi orang dewasa).
Ia mencontohkan, kebiasaan sehari-hari dalam merespon masalah maupun rutinitas harian, seperti kebiasaan orangtua yang peka terhadap kebersihan, ternyata banyak ditiru oleh anak sesuai kemampuannya. Misalnya, dengan segera mengambil tissue atau kain lap saat ia menumpahkan air minum atau makanan. “Di sinilah orangtua perlu memahami dan berhati-hati dalam membawakan sikap diri, sebab anak bisa saja merupakan cermin dari orangtuanya,” ujar Arinta.
Sebab, menurut Virginia Satir ( 1916-1988), penulis dan psikoterapis, asal Amerika yang terkanal, terutama dalam pendekatannya terhadap terapi keluarga, setiap kata, ekspresi wajah, gerakan, atau sebagian besar tindakan orangtua adalah representasi yang dapat dilihat sebagai pesan dari orangtua atau gambaran tentang siapa sebenarnya orangtua mereka. “Sehingga sangat disayangkan bahwa ternyata masih ada begitu banyak orangtua yang belum menyadari pesan apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan kepada anak-anaknya,” ujar Arinta mengutip Virginia Satir. (SA)