Greta Thunberg adalah aktivis perubahan iklim yang menginspirasi remaja di seluruh dunia.
Sehatalami.co.Baru-baru ini Majalah Time memilih Greta Thunberg sebagai Person of the Year 2019. Remaja ini menarik perhatian dunia karena seruannya terhadap perubahan iklim kepada para pemimpin politik dan industri dunia.
“Dalam keadaan darurat, kita mengubah perilaku. Jika ada seorang anak berdiri di tengah jalan dan mobil-mobil datang dengan kecepatan penuh, kamu tidak berpaling karena enggan bertindak. Kita harusnya segera berlari keluar dan menyelamatkan anak itu. Dan tanpa rasa urgensi seperti itu, bagaimana kita, warga dunia, bisa memahami bahwa kita sedang menghadapi krisis yang nyata?,” kata Thunberg seperti dilansir voaindonesia.com
Greta Thunberg memulai kampanyenya tahun 2018. Pelajar Swedia berusia 16 tahun menjalankan melakukan aksi protes di luar gedung Parlemen Swedia seminggu sekali dengan bolos ke sekolah. Salah satu slogannya yang terkenal bertuliskan Skolstrejk for Klimatet ( pemogokan sekolah untuk perubahan iklim). Thunberg dikenal karena gaya bicaranya yang lantang baik di depan umum maupun kepada para pemimpin politik dalam masalah perubahan iklim.
Bersama dengan teman-temannya pernah mengorganisir gerakan pemogokan iklim sekolah dengan nama Fridays for Future. .Pada 2019, setidaknya ada dua aksi protes yang melibatkan masing-masing lebih dari 1.000.000 siswa yang ikut aksinya ini. Thunberg juga berpidato di Konferensi Perubahan Iklim PBB tahun 2018 , pemogokan mahasiswa terjadi setiap minggu di suatu tempat di dunia. Di rumahnya,Thunberg meyakinkan orang tuanya untuk mengadopsi beberapa pilihan gaya hidup untuk mengurangi jejak karbon mereka sendiri, termasuk menyerah pada perjalanan udara dan tidak makan daging .
Thunberg menjadi pembicara utama di hampir setiap forum iklim terkenal. Ia menjadi inspirasi generasi muda di seluruh dunia untuk melakukan protes besar-besaran yang menuntut tindakan atas perubahan iklim. Dalam KTT Iklim PBB di Madrid ia menuduh para pemimpin politik dan bisnis gagal menangangi perubahan iklim sebagai keadaan darurat. “Bahaya sebenarnya adalah ketika politisi dan CEO (eksekutif bisnis) membuat seolah-olah ada tindakan nyata sedang dilakukan, padahal kenyataannya, hampir sama sekali tidak ada tindakan yang dilakukan selain dari pencitraan yang kreatif dan strategi akuntansi yang cerdas,” kata Thunberg.