Agar jantung berfungsi normal sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu ‘pengatur irama’ yang disebut nodus sinotrialis, letaknya di dalam dinding serambi kanan.
Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya diteruskan ke dinding-dinding bilik, yang selanjutnya berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole.
Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek – kira-kira 0,4 detik yang disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti itu setiap menit ketika jantung sedang santai.
Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem saraf yang disebut sistem saraf otonom, yang bekerja di luar keinginan kita. Sistem listrik inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung berirama yang disebut denyut jantung.
Serangan jantung tak hanya akibat kolesterol
Penyakit jantung bisa menyerang siapa saja, tua muda, laki-laki atau perempuan. Penyakit jantung terbagi atas penyakit jantung bawaan dan penyakit jantung koroner. Ketika Anda merasakan nyeri di sebelah kiri bawah tulang dada, bisa jadi itulah gejala awal penyakit jantung koroner.
Selama ini banyak orang dengan mudah mengatakan, “Si A meninggal karena serangan jantung.” Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan serangan jantung? Itu adalah suatu kondisi ketika bagian otot jantung (myocardium) mengalami kerusakan akibat secara mendadak sangat kekurangan pasokan darah. Hal itu dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner terhambat selama beberapa saat, entah akibat spasme (mengencangnya nadi koroner) atau akibat penggumpalan darah (thrombus).
Bagian otot jantung kembali segera berfungsi setelah spasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung kembali berfungsi secara normal. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency.
Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sehingga sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan permanen hanya dalam beberapa jam saja, maka hal itu dapat mengakibatkan bagian otot jantung tersebut mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark. (bersambung).