Kulit manggis mengandung lebih dari 50 jenis senyawa aktif yang bermanfaat dalam menggusur radikal bebas, membunuh bakteri dan jamur, membantu dan mendorong terjadinya regenerasi sel.
Manfaat dan kegunaan kulit manggis dalam dunia pengobatan bukan sekadar isapan jempol. Belakangan ini, penelitian demi penelitian tentang kulit manggis terus dilakukan di berbagai belahan dunia. Di antara sekian banyak studi tersebut dapat membuktikan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam kulit manggis berpotensi sebagai penggusur radikal bebas dan membunuh bakteri serta jamur.
Pewarna kain
Popularitas manggis sebagai buah tidak diragukan lagi. Tanaman yang memiliki nama latin Garcinia mangostana (mangosteen) ini dipercaya berasal dari Asia Tenggara. Berbagai literature mencatat, pohon manggis biasa hidup di kawasan beriklim tropis yang cuacanya panas dan lembab, seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di daerah Barat, ia ditemukan tumbuh di Hawaii dan Australia Utara.
Pohon manggis termasuk buah tahunan alias berumur panjang. Jika tumbuh di tanah sesuai, dapat mencapai ketinggian 25 meter dengan dahan dan ranting yang rindang. Buahnya menggantung di ujung dahan. Buah muda berwarna kehijauan. Makin tua, warnanya makin gelap dan berubah mejadi ungu gelap saat sudah matang,
Manggis yang sudah matang bisa dimakan langsung. Cukup dengan buahnya dalam genggaman, untuk membuka daging buahnya yang berwarna putih dan berbentuk juring dengan citarasa juicy, perpaduan antara renyah dan gampang lumer saat dikulum. Citarasanya yang manis-manis asam merupakan campuran antara stroberi, peach, dan vanilla.
Kulit dalam berwarna keunguan
Hal istimewa dari buah manggis adalah cairan ungu yang berasal dari kulitnya, yang cukup tajam dan bisa tahan lama, jika mengenai pakaian. Itu maka kulit manggis sering dimanfaatkan untuk mewarnai kain. Sering juga dimanfaatkan sebagai campuran untuk membuat zat anti karat oleh kalangan industri.
Hal lainnya yang istimewa dari buah manggis adalah kulitnya yang berkhasiat obat. Sejak ratusan tahun yang lalu, penduduk Asia Tenggara, termasuk Indonesia telah memanfaatkan rebusan kulit manggis sebagai pertolongan pertama untuk menangani macam-macam gangguan penyakit. Mulai dari mengobati luka, mengatasi demam, nyeri, keputihan, batuk, diare, sariawan, juga radang tenggorokan.
Hal yang sama juga ditemukan di India dan Cina. Di negeri ini, masyarakatnya telah biasa mengolah kulit manggis menjadi bubuk kering dan salep untuk mengobati disentri, eksim, dan penyakit kulit lainnya.
Kandungan Kulit Manggis
Penelitian secara ilmiah kemudian mengungkap bahwa kulit manggis yang biasa dibuang itu, ternyata mengandung zat gizi penting seperti karbohidrat, air, lemak, juga protein. Penelitian lain juga menemukan bahwa kulit manggis sangat kaya dengan senyawa aktif bernama xanthone, yang merupakan bioflavonoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antialergi, antitumor, antihistamin, dan antiradang.
Yang unik dari senyawa xanthone dalam kulit manggis, ialah lantaran bisa mencapai 50-an jenis sekaligus, padahal di alam semesta ini hanya ada 200 jenis xanthone. Karenanya tidak heran jika para ahli menilai kandungan beragam jenis xanthone dalam kulit manggis sangat luar biasa. Ini karena xanthone dalam kulit manggis terbukti memiliki sifat antioksidan yang lebih tinggi beberapa kali dibanding vitamin C dan E, dan diindikasikan dapat mengatasi kerusakan sel akibat oksidasi radikal bebas, dan menghambat proses penuaan. Tidak hanya itu, sebagai antioksidan, senyawa xanthone dalam kulit manggis juga dapat membantu menghaluskan kulit, dan mencegah penyakit degeneratif seperti hipertensi, dan kolesterol tinggi, gangguan jantung, maupun stroke. (SA).