Jangan gelisah dan khawatir menjalani proses penuaan (aging). Anda tetap bisa tampil menarik fisik dan jiwa, asalkan Anda merencanakan kegiatan Anda dalam menjalani rentang sisa usia Anda.
Selalu ada kelompok atau komunitas yang menyadari pentingnya mempersiapkan diri dalam menghadapi prosespenuaan diri. Beberapa komunitas masyarakat ini pun merancang kegiatan demi menghindari kejemuan, setelah tidak lagi memiliki aktivitas rutin di kantor atau selepas pensiun. Kegiatan seperti senam bersama, rekreasi, arisan, dan pengajian dan kebaktian bersama, misalnya mejadi salah satu kegiatan baru yang mereka selenggarakan selepas dari masa pansiun.
Inilah antara lain, cara adaptasi cerdas di kalangan masyarakat dan komunitas dalam menghadapi usia senja dan perubahan fisiologis yang bisa mereka hadapi. “Dari pada meratap dan tidak memiliki kegiatan produktif dan bermakna, kegiatan semacam ini bisa membuat kita lebih bersemangat dalam menghadapi hari tua,” ujar Sadali, Ketua KSSK Ratu, Kebon Jeruk.
Memang, proses penuaan tidak bisa kita hindari. Telah berlangsung saat kita berusia 30-an. Namun, umumnya memang lebih banyak yang tidak menyadari. Jika pun menyadari, umumnya lebih banyak di antara kita yang panik dari pada mensyukuri proses yang terjadi. Lebih banyak yang meratapi proses ini dari pada yang menyikapinya dengan arif dan bijak. Padahal, proses penuaan adalah sesuatu yang normal alias lumrah. Bukankah yang penting adalah kebermaknaan hidup dibanding berapa usia kita?
Menurut para ahli di Amerika, pemujaan terhadap kemudaan (youth) itulah yang menimbulkan rasa panik tersebut. Berapa kali dalam sehari mata dan pikiran kita disuguhi oleh ‘pengalihan persepsi’ dari cuap-cuap para produsen berupa iklan-iklan obat-obatan/suplemen dan kosmetik anti-aging, agar kita galau dengan apa yang terjadi. Secara tidak sadar kita telah ditakut-takuti oleh apa yang terjadi, (terutama wanita), bahwa kemudaan identik dengan kemolekan tubuh dan kulit yang mulus cantik dan tubuh yang senantiasa kuat.
Lalu setelah galau, dengan sendirinya kita ikutan minum bermacam-macam obat/suplemen anti-aging dan menggunakan bermacam-macam kosmetik anti-aging untuk mempertahankan kemudaan kita. Toh, tentu saja secara alamiah, usaha tersebut sia-sia, karena proses penuaan tidak dapat distop, terus berjalan tidak terelakkan.
Conscious Aging
Banyak ahli kesehatan meyakini bahwa hobi olahraga dan pola makan sehat yang dianut seseorang tidaklah sia-sia. Proses penuaan memang tidak dapat dihambat, namun dapat diperlambat. Selain tubuh yang sehat, mereka yang menjalankan pola makan sehat dan banyak gerak pastilah jauh lebih muda dari usianya. Dan jika mau jujur, bukankah dua hal itu sangat penting, terutama bagi para wanita, yang memiliki kencenderungan lebih untuk khawatir dengan proses penuaan yang terjadi?
Karena itu, daripada menghitung-hitung usia dan mengkhawatirkan munculnya gejala-gejala penuaan, lebih baik kita menyadari bahwa kita memang semakin hari semakin tua. Dan memikirkan apa yang bisa dilakukan agar penampilan tidak terlalu tua, agar tubuh tetap sehat di usia tua, dan kita tetap dapat menikmati kehidupan.
Olaharaga dan Gabung Komunitas
Hal-hal semacam inilah, yang rupanya dilakukan oleh sebuah komunitas yang menamakan diri Komunitas Senam Pernapasan Tai Chi Qi Gong 18 Jurus, Kebun Jeruk Jakarta Barat. ”Secara sadar kita sebaiknya mempelajari faktor-faktor negatif apa saja yang bisa menimpa lansia, dan bagaimana cara menanggulanginya,” ujar Paulus Japutra, Ketua Komunitas Senam Pernapasan Tai Chi Qi Gong 18 Jurus. Ia pun lalu mempelopori dan warga sekitar untuk rutin latihan Senam Tai Chi Qi Gong 18 Jurus, sebagai salah satau upaya menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Tentu saja, penting juga untuk selalu menjaga asupan makanan dengan menu yang beragam dan berimbang.
Kesadaran akan upaya menjaga kesehatan dan tingkat kebugaran di usia senja inilah yang di Amerika lebih dikenal dengan istilah conscious aging. Banyak pemahaman salah tentang proses penuaan yang perlu diluruskan. Ironisnya pemahaman yang salah inilah yang telah mempengaruhi kebanyak masyarakat, sehingga banyak di antara mereka ini yang takut menjadi tua, keriput, pikun, tidak berdaya dan hal-hal lain yang tidak menyenangkan. Karenanya, dari pada mengkhawatirkan hal-hal tersebut, akan lebih bijak jika kita memperhatikan faktor-faktor apa saja bisa mempengaruhi proses penuaan.
Menurut sejumlah penelitian di Amerika, faktor gaya hidup jauh lebih besar pengaruhnya, terutama kebiasaan sehari-hari. Demikian menurut Tracy Gaudet, MD, seorang dokter spesialis kandungan yang juga menjabat sebagai Director of Duke Integrative Medicine di Duke University Medical Center, Durham, North California, dan penulis beberapa buku antara lain Body, Soul, and Baby dan Consciously Female. Dengan menyadari proses penuaan yang sedang kita alami, kita dapat membuat strategi-strategi agar di usia tua kita tetap dapat hidup nyaman tidak terganggu oleh berbagai penyakit tua (seperti jantung, diabetes, kanker dll) dan gejala—gejala lain yang tidak menyenangkan.
Nutrisi & olahraga teratur
Tak dapat disangkal bahwa pola makan sehat dan olahraga teratur merupakan dua faktor yang penting dalam mengelola proses penuaan, yaitu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh serta menangkal serangan penyakit. Jaga berat badan pada berat yang masih dapat ditoleransi (healthy weight) tidak kelebihan atau kekurangan berat, kurangi atau hindari sama sekali rokok dan minuman keras/minuman beralkohol, konsumsi banyak sayur dan buah segar, olahraga teratur dengan frekuensi sesuai kondisi tubuh (olahraga jalan kaki dan senam ringan paling sesuai bagi lansia).
Seringkali terjadi, seseorang yang mulai menyadari bahwa dirinya semakin menua, akan mengubah gara hidupnya. Ini terjadi pada Samadi (57 tahun). Setelah pensiun dari pekerjaannya, Samadi menjadi tidak bersemangat hidup. Ia tidak lagi mempedulikan dirinya. Tidak melakukan olahraga, makan pun sembarangan. Dan tentu saja ia menjadi sakit-sakitan. Namun dengan asuransi kesehatan yang dimilikinya, ia mampu ke dokter dan membeli bermacam-macam obat-obatan. Sepanjang hari kegiatannya hanya duduk-duduk dan menonton TV untuk menghibur diri. Sampai suatu hari Samadi menyadari bahwa dirinya tampak sangat tua di usia baru 60 tahun. Agaknya pengabaian diri dan proses penuaan menjadi penyebabnya. Selain ia tidak lagi memiliki semangat hidup. Tubuhnya makin lemah, penyakit datang dan pergi semakin sering. Di usia 60 tahun Samadi sudah seperti kakek berusia 70-an.
“Saya menyadari bahwa saya harus mengubah hidup saat ulang tahun ke 60,” tuturnya. Maka mulailah Samadi berusaha menyenangkan diri. Ia masuk klub Tai Chi Qi Gong 18 Jurus, yang ternyata anggotanya hampir semua lansia. Dan Samadi pun menikmati bergaul dengan sesama lansia di klub ini. Sesekali klub itu mengadakan wisata ke luar kota. “Di lingkungan ini saya mulai bisa tertawa terbahak lagi, bisa berteriak bak anak muda, “ ujarnya dengan mata berbinar. Kini selain tubuhnya sehat, Samadi juga happy. (SA)