Untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh, dalam waktu dekat, Kementerian Agama (Kemenag) akan membentuk tim audit khusus atau gabungan untuk melihat secara langsung kondisi Rumah Sakit (RS) Haji Jakarta.
Sehatalami.co ~ Belum lama ini, Kementerian Agama ( Kemenag) RI telah mengambil alih kepemilikan Rumah Sakit Haji Pondok Gede, Jakarta. Hal itu dilakukan setelah Kemenag RI menjadi pemilik mayoritas saham Rumah Sakit Haji Pondok Gede Jakarta.
Bertempat di Balairung Balai Kota Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi DKI Jakarta Saefullah telah menyerahkan 51% saham yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta kepada Kementerian Agama.
Serah terima ini dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI Jakarta Saefullah kepada Sekjen Kementerian Agama Nur Syam. Sebelumnya, Kemenag menguasai 42% saham RS Haji Jakarta. Dengan serah terima ini, Kemenag kini menguasai 93% saham RS Haji Jakarta. Sisanya dimiliki oleh Koperasi Karyawan (6%), dan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia atau IPHI (1%).
Menurut Nur Syam, pengelolaan RS Haji Jakarta selanjutnya akan dilanjutkan oleh Kementerian Agama sebagai Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) Fakultas Kedokteran (FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meski demikian, RS Haji Jakarta ini akan tetap menjalankan fungsi dan kewajibannya memberikan layanan kepada jemaah haji dan masyarakat umum sebagaimana rumah sakit lainnya.
“Kemenag berjanji RS Haji Jakarta akan dikelola sesuai dengan prosedur profesionalitas,” ujar Nur Syam, beberapa waktu lalu. “Saya minta RS Haji Jakarta sekaligus dikembangkan sebagai percontohan penerapan standar pelayanan rumah sakit syariah,” tambahnya.
Akan dilakaukan audit menyeluruh
Untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh, dalam waktu dekat, Kementerian Agama (Kemenag) akan membentuk tim audit khusus atau gabungan untuk melihat secara langsung kondisi Rumah Sakit (RS) Haji Jakarta.
Audit akan dilakukan, baik untuk melihat kondisi fisik bangunan, keuangan, dan layanan lainnya yang terkait perkembangan RS Haji Jakarta sampai saat ini.
Direktur RS Haji Jakarta, Syarief mengatakan, sejak dua setengah tahun, RS Haji Jakarta sudah banyak melakukan perubahan dan kemajuan. “Namun, sekarang yang menjadi masalah terkait keuangan,”ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Melansir laman Kemenag, saat ini, RS Haji Jakarta membutuhkan anggaran sebesar Rp42 miliar. Dana tersebut menjadi prioritas untuk kebutuhan kewajiban pajak, obat-obatan, dan lainnya. Pihak RS Haji sudah membuat laporan keuangan untuk dilaporkan ke Kemenag.
Diakui Syarief, keberadaan RS Haji Jakarta cukup prospektif dan potensial. Apalagi, saat ini ada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seperti UIN Syarif Hidayatullah yang memiliki Fakultas Kedokteran dan PTKIN lainnya di Indonesia. Saat ini, RS Haji memiliki 800 karyawan.
Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi mengakui RS Haji Jakarta masih bisa dibuat lebih baik. Bahkan, ia sendiri pernah berbincang dengan Menteri Kesehatan terkait RS Haji Jakarta.
“Tim gabungan dari Itjen akan segera turun ke RS Haji Jakarta, untuk menyikapi langkah-langkah Kemenag ke depan. Kita tunggu laporan keuangan terkini dari RS Haji, agar bisa menetapkan langkah-langkah lebih lanjut,” pungkas Fachrul. (SA)