- Gusi yang sehat berwarna merah muda, mengkilat, dan tidak mudah berdarah. Pada saat kita menggosok gigi, jika gusi tidak berdarah, berarti gusi kita sehat.
- Jika karang gigi sudah dibersihkan, gusinya masih lunak, sebaiknya berkumurlah dengan daun sirih. Daun sirih merupakan antiseptik dan dapat menghentikan pendarahan.
- Bagaimana pun posisi gigi, taring harus tetap dipertahankan, karena akar taring gigi paling panjang. Taringlah yang menyangga wajah.
Sehatalami.co ~ Bagaimana cara Anda mengunyah makanan? Selalu terburu-buru menelannya atau justru menggerus makanan sampai lumat baru menelannya? Cara mengunyah makanan dengan perlahan-lahan, ternyata berpengaruh pula pada kesehatan gigi.
Dari beberapa literatur kesehatan, kita sering dianjurkan untuk mengunyah makanan 32 kali. Itu memang ada benarnya. Sebab, secara harafiah, kegiatan itu akan memperkuat otot-otot pengunyahan, dan membersihkan gigi secara otomatis (self cleansing).
Selain itu, makanan pun masuk ke dalam perut sudah lebih halus, sehingga kerja usus tidak terlalu berat, dan penyerapannya tentulah lebih baik. Ini hanyalah satu dari sekian banyak cara menjaga kesehatan gigi dan efek sehatnya bagi tubuh.
Beberapa hal berikut ini sangat penting untuk diketahui sebagai upaya menjaga kesehatan dan kecantikan gigi kita.
1. Hati-hati Menggunakan Tusuk Gigi
Cara membersihkan gigi yang paling cepat setelah kita menikmati makanan adalah memanfaatkan tusuk gigi. Namun yang patut diingat, tidak semua tusuk gigi higienis.Pemakaian tusuk gigi yang tidak higienis bisa mendatangkan tetanus.
Menggunakan tusuk gigi terutama yang lancip di ujungnya, haruslah ekstra hati-hati, karena dapat melukai gusi. Sebaiknya gunakan tusuk gigi yang ujungnya pipih. Tusuk gigi seperti itu sangat kecil kemungkinannya akan melukai gusi.
Pemakaian tusuk gigi yang terlalu sering juga dapat membuat gigi menjadi jarang. Sebaiknya gunakan benang khusus gigi, lebih aman dan tidak akan melukai gusi.
2. Menjaga Kesehatan Gusi
Gusi yang sehat berwarna merah muda, mengkilat, dan tidak mudah berdarah. Pada saat kita menggosok gigi, jika gusi tidak berdarah, berarti gusi kita sehat. Tetapi, jika pada saat kita menggosok gigi, gusi berdarah, berarti ada sesuatu yang tidak beres pada gusi.
“Mungkin pada waktu gigi digosok gusi sedang terinfeksi dan meradang. Sehingga, bila disentuh, gusi mudah berdarah. Biasanya kalau melihat darah, orang menjadi semakin takut menggosok giginya, padahal ia harus tetap menggosok gigi,” kata Drg. Andri.
Menggosok gigi dengan cara yang tepat, seperti selalu menggosok dari arah gusi ke permukaan gigi, dengan gerakan berputar tanpa tekanan yang keras, juga harus dilakukan dengan hati-hati.
“Kita harus punya waktu yang cukup untuk menggosok gigi. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, dan gosoklah perlahan-lahan. Jangan menggosok gigi terlalu keras, karena dapat melukai gusi. Gosok gigi cukup dua kali sehari, pagi setelah sarapan, dan malam sebelum tidur,” ujarnya.
Setelah menggosok gigi, boleh menggunakan obat kumur. Obat kumur cukup digunakan 1-2 kali dalam sehari.
3. Daun Sirih Obat Gusi Berdarah
Jika karang gigi sudah dibersihkan, gusinya masih lunak, sebaiknya berkumurlah dengan daun sirih. Daun sirih merupakan antiseptik dan dapat menghentikan pendarahan.
4. Penggunaan Kawat Gigi
Penggunaan kawat gigi belakangan ini banyak digunakan orang untuk mempercantik susunan gigi. Padahal, pemakaian kawat gigi sebenarnya bukan sekedar mengedepankan estetika, tetapi lebih ke arah fungsi pengunyahan yang optimal dan kesehatan gigi secara menyeluruh. Jika efek sampingnya membuat seseorang menjadi cantik, ya patut disyukuri.
Jika susunan gigi tidak beraturan (maju/tonggos), maka terapinya cukup menggunakan kawat gigi. Namun apabila kelainan menyangkut tulang rahang, maka terapi kawat saja tidak cukup, melainkan harus dikombinasi dengan bedah rahang. Dalam hal ini orthodontis akan bekerja sama dengan ahli bedah mulut.
5. Taring Penyangga Bibir
Pada pemakaian kawat gigi, hal yang paling dihindari adalah mencabut taring, karena taring merupakan penyangga bibir yang utama. Bagaimana pun posisi gigi, taring harus tetap dipertahankan, karena akar taring gigi paling panjang. Taringlah yang menyangga wajah.
“Jika taring diposisikan dengan tepat, maka sepertiga wajah di bagian bawah akan terkesan menjadi lurus dan lebih tinggi. Wajah pun tampak tirus. Kondisi seperti inilah yang selalu diidam-idamkan oleh para pasien, karena akan tampak cantik,” lanjut Drg. Andri.
6. Hati-hati Memutihkan Gigi
Siapa sih yang tidak ingin memiliki gugusan gigi yang putih berkilau bak mutiara? Seseorang mem-bleaching gigi biasanya karena permukaan giginya kusam/kotor atau gigi berubah warna karena pemakaian antibiotik dalam jangka panjang.
“Manfaat bleaching pasti ada, tetapi tetap saja harus terkontrol, karena biar bagaimana pada waktu dilakukan bleaching, ada zat kimia yang digunakan untuk membuat kotoran itu lepas. Bersamaan dengan tergelontornya kotoran dari gigi, tentunya ada pula sel-sel gigi yang lepas. Ini mengakibatkan terjadinya lubang-lubang pada gigi (poreus),” Drg. Andri menjelaskan. Setelah di-bleaching, biasanya gigi akan dipoles, dan dilapis lagi agar pori-porinya tertutup.
“Tetapi jika kegiatan itu dilakukan terlalu sering, bisa menyebabkan email mengalami abrasi. Bahkan terkadang menjadi rentan, dan terasa ngilu. Tidak semua orang tahan terhadap rasa ngilu itu. Oleh karenanya jangan dipaksakan. Jangan pula mengerjakan bleaching sendiri, karena harus dalam pengawasan dokter,” ujarnya.
Bleaching yang bagus akan bertahan sampai dua tahun, tapi biaya yang perlu disiapkan tidaklah sedikit.
“Sebenarnya ada cara sederhana menjaga kebersihan gigi yakni memanfaatkan sedotan apabila kita minum jus (misalnya, jus blueberry, yang berwarna kehitaman). Agar warna hitamnya tidak mengotori gigi, gunakan saja sedotan,” katanya.
Ia juga menganjurkan agar kita tidak usah terlalu fanatik dengan bleaching. Menggunakan lipstik yang lebih terang/kontras bagi para perempuan, dapat memberi kesan gigi tampak bersih. .
7. Gigi Berubah Warna Hal yang Wajar
Seiring bertambahnya usia, maka gigi akan berubah warna menjadi kekuningan. “Perubahan itu wajar saya, karena setiap hari gigi digunakan dan disikat. Otomatis warna email akan mengalami perubahan. Dan, sekali lagi, email tidak punya daya bentuk yang baru, kemungkinan warna gigi asli lambat laun akan terkikis,” ujarnya.
Warna kuning yang timbul pada gigi berasal dari warna dentin (jaringan keras yang membentuk bahan pokok gigi, mengelilingi pulpa gigi dan ditutupi oleh email pada mahkota gigi dan dengan semen pada akar gigi)
Email itu sendiri sudah semakin tipis, sehingga bayang-bayang dari dentinmulai tampak. Warna gigi menjadi lebih kuning. Menggosok gigi paling tidak dua kali sehari (sesudah sarapan dan sebelum tidur), menggunakan benang gigi untuk mengangkat sisa makanan, berkumur dengan mouth wash, mengikis karang gigi enam bulan sekali, sebenarnya sudah cukup untuk menjaga kesehatan gigi kita. Cantik? Sudah pasti!
8. Menjaga Agar Wajah Tampak Tirus
Bagaimana mempertahankan raut wajah agar tidak berubah karena susunan gigi yang berubah setelah memakai kawat?
“Seseorang yang memakai kawat gigi sebenarnya sedang memposisikan giginya menjadi lebih baik; tetapi di sisi lain ia sedang ‘merusak’ jaringan penyangga,” ujar Drg. Andri.
Agar gigi tidak goyang, karena mempunyai daya relaps (kembali ke posisi yang lama), untuk beberapa lama gigi akan ‘disangga’ menggunakan retainer (alat yang dipakai untuk mempertahankan gigi pada letak yang tepat setelah pengobatan ortodontik). Semakin lama retainer digunakan, biasanya susunan gigi akan semakin stabil.
Tetapi ada kalanya, orang sudah memakai kawat gigi dalam waktu yang lama, tetapi susunan giginya kembali menjadi tidak beraturan. Ini kemungkinan disebabkan karena ia tidak rajin menggunakan retainer, sehingga gigi kembali ke posisi yang lama.
9. Manfaatkan Teh Hitam
Anda senang meneguk teh hitam? Penelitian di University of Illinois, The University of Iowa dan Goeteborg University di Swedia menunjukkan bahwa teh hitam dapat membantu mencegah berkembangnya bakteri pencetus timbulnya plak.
Bahan aktif yang spesifik pada teh hitam yang disebut polyphenol, dapat membunuh atau mengenyahkan lebih dari 300 bakteri yang menjadi pencetus timbulnya lubang pada gigi atau penyakit gusi. (SA)