Membuang sampah sembarangan, menggunakan tempat makanan dan minuman berbahan dasar plastik, atau memakai wadah sterofom, bisa membuat lingkungan, tanah, dan bumi secara umum menjadi kurang bersahabat dengan manusia.
Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) hadir dengan tekad dan semangat yang tinggi untuk menjaga lingkungan dan bumi supaya tetap asri dan lestari. Sebagai komunitas, KOPHI mengusung gerakan dari pemuda pemudi seluruh Indonesia dalam menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan. Hingga saat ini, dari Jakarta, KOPHI telah tersebar di 17 kota lain di Indonesia. “KOPHI digagas dan digerakkan oleh anak-anak muda yang peduli lingkungan dengan rentang usia 16 hingga 30 tahun. KOPHI bersifat independen dan tidak tergabung dengan organisasi atau pihak tertentu,” tutur Adinda M. Aksari, Media Komunikasi KOPHI.
Untuk Kelestarian Lingkungan
Komunitas yang berdiri pada, 28 Oktober 2010 dan diresmikan pada, 30 Oktober 2011 melalui Deklarasi KOPHI di Museum Bank Mandiri, ini adalah merupakan wadah bagi anak-anak muda yang ingin menjadi bagian dalam proses mencari jalan keluar dari masalah perubahan iklim. Dinda menuturkan, untuk wilayah Jakarta, ada sekitar 40 orang anggota aktif. Sementara secara nasional anggota KOPHI, kurang lebih berjumlah 350 orang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi dan pendidikan. Namun memiliki semangat dan motivasi yang sama, yaitu berbuat baik untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Adalah Lidwina Marcella, Agusman Pranata, dan Yudhitia, tiga serangkai penggagas terbentuknya KOPHI ini. Kendati ketiganya berasal dari organisasi kampus yang berbeda, toh mereka memiliki ide dan visi yang sama untuk membentuk satu wadah bagi aktivitas mereka di bidang lingkungan. “Salah satu motivasi utama dibentuknya KOPHI ini adalah pentingnya sebuah wadah bersama untuk melakukan gerakan peduli terhadap isu-isu lingkungan,” ujar Sri Rizki Kesumaningrum, Ketua Divisi Media Relation KOPHI. Rizki menuturkan, jika suatu gerakan peduli lingkungan dilakukan secara nyata, bersama-sama, dan berkelanjutan, maka lingkungan yang lestari akan tercipta serta manfaat positifnya bisa dirasakan oleh masyarakat dan tentunya baik untuk bumi kita ini,” lanjutnya.
Edukasi dan Aksi Nyata
Sementara, Dinda menuturkan dalam mewujudkan cita-citanya, KOPHI memiliki tiga fokus utama, yaitu edukasi, sosialisasi, dan aksi nyata. Ketiga hal tersebut diupayakan selalu menjadi landasan di setiap gerakan yang mereka lakukan. “Pada intinya, lewat edukasi yang kita lakukan, KOPHI berharap bisa berbagi kepedulian dan pengetahuan tentang bagaimana sebaiknya kita sebagai bagian dari komunitas ekosistem dapat hidup berdampingan dengan saling menghormati satu sama lain; bumi, binatang, dan manusia,” jelasnya.
Dengan visi mempersatukan generasi muda Indonesia untuk peduli dan tanggap demi terwujudnya lingkungan Indonesia yang lestari, KOPHI memiliki beragam kegiatan bersifat edukatif, seperti Gerakan Lingkungan dan Aksi Sosial (GELAS KOPHI), antara lain seperti yang diselenggarakan di Desa Weninggalih, Jonggol (8 – 9 Juli 2012). Lewat aksi nyata bertajuk, GELAS KOPHI ini, pengurusan KOPHI Jakarta memberikan informasi seputar pemanfaatan biogas dan pembuatan kompos metode windrow, pelatihan komputer bagi remaja, serta memberikan pendidikan lingkungan pada anak-anak. “Kegiatan ini pun mendapat sambutan antusias dari warga desa. Mereka menyambut kami dengan ramah, dan pesertanya juga banyak,” kenang Dinda.
Kampanya peduli lingkungan lain yang digagas oleh KOPHI adalah isi ulang tumbler yang bertajuk, “One Man One Tumbler”. Kampanye ini merupakan bentuk kepedulian dan sebagai kritik pada pemerintah, atas minimnya fasilitas untuk masyarakat yang ingin memulai hidup ramah lingkungan berkaitan dengan air minum.
Ada juga kampanye bertajuk, Coastal Cleanup di Pantai Lhok Mee Aceh, kegiatan kampanye daur ulang sampah di Lampung, penanaman pohon mangrove di Pantai Kualo Bengkulu, dan membersihkan area Pantai Indrayanti Gunung Kidul. “Untuk semua aktivitas peduli lingkungan ini, saat ini kami sedang menggalang dana untuk korban gempa di Aceh, dimana lokasi KOPHI Aceh hanya beberapa kilometer dari pusat gempa. Inilah beberapa kegiatan kami sebagai wujud aksi nyata KOPHI untuk lingkungan di tingkat-tingkat provinsi di Indonesia,” ujar Dinda.