- Strategi atau model kepemimpinan seperti apa yang dinilai paling ideal untuk memimpin organisasi agar tetap dapat berkembang alias tidak stagnan di tengah situasi ekonomi yang kompetitif?
- Ikuti Workshop: The Real Happinness and High Performance at Work
Sehatalami.co ~ Pemimpin mestilah bisa memberi inspirasi. Solusi tepat di saat sulit, memiliki empati dan daya juang tinggi serta bisa memberi motivasi dengan sebuah contoh atau teladan langsung bagi komunitas, organisasi dan bawahannya.
Satyagraha, Ph.D, Praktisi dan Expert Strategi Bisnis dan Manajemen, yang juga Senior Bussines Advisor Agung Podomoro Group, sebagai mana diutip malah Intipesan mengatakan, hal paling krusial bagi seorang CEO dan manager adalah kemampuan mengambil keputusan di saat sulit.
Hal ini pernah ia lakukan saat masih menjadi salah satu direktur di Agung Podomoro Group. Sesulit apapun, perusahaan tidak akan memutuskan hubungan kerja (PHK). Sebaliknya, ia justru memotong gaji dan tunjangan jabatan jajaran manajemen, sebagai bentuk keperihatinan dan salah satu strategi berkelit di masa sulit. “Dengan strategi ini pada dasarnya perusahaan sedang menyelamatkan aset terpenting, yaitu SDM sebagai ujung tombak perusahaan,” ujarnya.
Sebab mereka-mereka yang ada di garis terdepan, itulah sejatinya yang selama ini menopang produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Diakuinya, awalnya memang berat dan mendapat tanggapan beragam dari jajaran manajemen.
“Namun pada akhirnya keputusan ini terbukti tepat dan justru mampu meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan. Karena kita bisa membuktikan integritas sebagai seorang pemimpin, yang bisa dipercaya. Tidak hanya bicara tetapi memberi contoh langsung ke anak buah (work the talk). Bukan sekadar menganjurkan gaya hidup sederhana, tetapi langsung memberi contoh,” ujar Hadi Satyagraha.
Integritas yang tinggi
Integritas yang tinggi memang menjadi syarat utama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif di dalam organisasi. Merizca Tambunan, Managing Director SHL Indonesia, juga mengungkapkan bahwa dewasa ini, kita semakin haus akan kehadiran pemimpin dengan integritas tinggi dan mampu memberi inspirasi kepada bawahan. “Di era ekonomi yang sedang melemah, kehadiran sosok pemimpin yang inspiratif sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Karenanya, tidak bisa tidak, seorang pemimpin dituntut untuk selalu terbuka sekaligus peka melihat arah perubahan global. “Karena bagaimana pun kita tidak bisa mengubah keadaan eketernal organisasi, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah mengubah arah kebijakan atau bila diperlukan, jika memang siap mengubah strategi dan sistem mana di dalam organisasi yang memang perlu disesuaikan agar bisa menyiasati dan tetap bisa bersaing menghadapi persaingan,” ujar Merizca, saat menjadi pembicara di Event Two-Day Conferences Indonesia Leadership Development Summit 2015, di Hotel Aryaduta, Jakarta. (bersambung).