Kesemutan atau rasa kebas terjadi saat pasokan darah ke saraf terhambat, sehingga jaringan mengalami kekurangan oksigen. Kondisi ini biasanya terjadi ketika pembuluh darah mengalami tekanan. Berbahayakah dan apa yang harus dilakukan?
Sehatalami.co ~ Siapa yang tidak pernah merasakan kesemutan? Kesemutan atau parestesia dalam istilah kedokteran adalah sensasi pada permukaan anggota tubuh – paling sering pada tangan dan kaki – seperti dirambati semut atau ditusuk-tusuk sesuatu.
Kesemutan cenderung dianggap masalah biasa, karena mudah datang hanya pada posisi tubuh tertentu yang menyebabkan kaki atau tangan mengalami penekanan, dan mudah pula hilang dengan hanya sedikit menekan atau mengkibas-kibaskan bagian tubuh yang kesemutan. Padahal jika sering terjadi dan tidak disebabkan oleh anggota tubuh yang tertekan, kesemutan bisa merupakan gejala penyakit serius.
Apa penyebab kesemutan
Penyebab kesemutan adalah terganggunya fungsi sel saraf sensorik pada sistim saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistim saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang). Penyebab paling umum adalah gangguan pada saraf tepi.
Kesemutan atau rasa kebas terjadi ketika pasokan darah ke saraf terhambat sehingga jaringan mengalami kekurangan oksigen. Kondisi ini biasanya terjadi ketika pembuluh darah mengalami tekanan. Misalnya tidur dengan meletakkan tangan di bawah kepala atau duduk menyilangkan kaki dalam waktu cukup lama.
Tekanan langsung pada saraf juga menyebabkan kesemutan. Sensasinya bisa sementara waktu, tetapi bisa juga kronis. Gejala kesemutan kronis dapat ditemukan antara lain pada: gangguan metabolik atau nutrisi seperti diabetes, hipotiroid, ketergantungan alkohol, malnutrisi, defisiensi vitamin 12; trauma seperti saraf terjepit atau putus; carpal tunnel syndrome (peradangan pada pergelangan tangan yang menyebabkan saraf tengah mengalami tekanan); penyakit jaringan ikat seperti artritis dan lupus; keracunan logam berat, antibiotik dan obat-obatan tertentu, overdosis vitamin B6, bahan pengencer kimia; atau infeksi seperti HIV dan lepra. (bersambung).