Cara mengetahui. Selain dengan mengamati gejalanya, biasanya dokter Anda akan minta Anda menjalani tes pernapasan, karena laktosa yang tidak tercerna akan menghasilkan hidrogen yang mudah dideteksi.
Namun banyak ahli yang lebih menyetujui bahwa cara terbaik untuk mengetahui jika Anda peka terhadap laktosa adalah dengan melakukan diet yang diawasi secara ketat.
Contohnya, menghindari susu, es krim, serta keju selama beberapa minggu. Jika gejala mereda, dokter akan meminta Anda mengetes sistem pencernaan Anda dengan makanan yang mengandung laktosa. Jika gejala muncul kembali, kemungkinan besar Anda mengidap intoleransi terhadap laktosa.
Cara mengatasinya
Pertama, Beralih ke produk susu yang rendah atau tidak mengandung laktosa. Pilihlah susu yang tidak mengandung laktosa namun masih memenuhi 25 sampai 30 persen kebutuhan harian Anda akan kalsium dan vitamin D.
Makanan seperti buttermilk, keju tua, dan susu kambing memiliki laktosa lebih rendah dibandingkan susu sapi, serta lebih mudah dicerna. Susu kedelai juga bisa menjadi pilihan pengganti susu sapi yang lebih sehat.
Kedua, konsumsi produk susu dengan makanan. Menurut The National Institutes of Health di Maryland, Amerika Serikat, kebanyakan orang dapat mengonsumsi setengah cangkir susu tanpa mengalami masalah pencernaan yang tidak menyenangkan, khususnya jika dibarengi dengan makanan lain.
Ketiga, coba yogurt dan kefir. Ini akan terdengar membingungkan karena keduanya merupakan produk susu yang mengandung laktosa. Namun banyak studi membuktikan jika kultur probiotik pada kedua makanan tersebut dapat membantu memecah laktosa, yang artinya juga membantu mencerna laktosa yang terkandung dalam yogurt dan kefir.
Keempat, konsumsi suplemen. Suplemen enzim laktase dikonsumsi bersama tegukan/suapan pertama produk susu Anda dapat membantu sistem pencernaan Anda mencerna laktosa. (SA)