Penelitian terhadap khasiat indol dalam brokoli dilakukan pula oleh H. Leon Bradlow, Ph.D. dan Jon J. Michnovics, M.D., Ph.D. dari Institute for Hormone Research di New York. Indol dalam brokoli mampu menekan “estrogen nakal” yang gemar “membangunkan” bibit tumor di dalam sel yang sensitif terhadap kadar estrogen, terutama sel-sel payudara. Penelitian ini mengungkapkan bahwa brokoli pun ampuh menumpas kanker payudara.
Senyawa antikanker lainnya adalah isotiosianat. Penelitian untuk mengungkap khasiat isotiosianat antara lain dilakukan oleh tim ahli dari American Health Foundation, terhadap 11.000 orang penduduk Shanghai, Cina, yang dipantau selama 11 tahun. Hasilnya, orang-orang yang kadar istiosianat darahnya sangat rendah, artinya kurang mengkonsumsi brokoli, berisiko kanker paru 36 persen lebih tinggi daripada yang gemar menyantap brokoli.
Hasil penelitian lain, yang dilakukan US National Center Institute, melibatkan 47.909 pria, menyebutkan senyawa antikanker dalam brokoli mampu menghapus risiko kanker kandung kemih. Dibandingkan pula khasiat antikanker kandung kemih dalam sayuran lain dan buah-buahan segar, hasilnya ternyata brokoli yang terunggul! Kanker kandung kemih lebih banyak menyerang pria daripada wanita, karena perbedaan respon biologi terhadap zat pencetus kanker.
Meskipun demikian, para ahli tetap mengingatkan aagar tidak makan brokoli berlebihan. Dalam brokoli tersimpan senyawa goitrogenik, yang merangsang pembengkakan kelenjar gondok di leher. Menyantap brokoli 3 hari dalam seminggu sudah mencukupi sebagai upaya membentengi diri dari serbuan kanker. (SA)