Ancaman 3: Hilangnya empati dan rawan konflik
Tak hanya menimbulkan kesan tidak sopan atau tidak peduli, terlalu asyik dengan gadget daripada dengan lawan bicara dapat menghilangkan kesempatan untuk menangkap tanda-tanda nonverbal dalam proses interaksi.
Padahal, memerhatikan ekspresi wajah orang lain untuk mengetahui emosinya merupakan komponen penting dalam proses berempati ke orang lain, demikian Dan Hill, President of Sensory Logic, sebuah perusahaan peneliti perilaku pasar.
Padahal, bahasa tubuh dan ekspresi wajah merupakan social cues yang bisa ditangkap dan diolah oleh lawan bicara sehingga dapat memberikan respons/reaksi yang tepat. Sesuatu yang tidak didapatkan di dunia maya.
Komunikasi digital juga seringkali menimbulkan kebingungan karena kadangkala penerima pesan elektronik menerima pesan dengan makna atau nuansa yang berbeda dengan yang dimaksudkan oleh pengirimnya.
Sebab tidak jarang orang berinteraksi/berkomunikasi dengan interpretasinya masing-masing; situasi ini bisa memicu timbulnya konflik.
Solusi: Manusia selalu dapat menemukan cara untuk menunjukkan keunikannya. Misalnya dengan menggunakan icon atau emoticon, singkatan, atau cara menulis yang secara tata bahasa dianggap kacau, tetapi terasa tepat menggambarkan diri atau emosi penulisnya.
Tak hanya itu, saat ini teknologi terus-menerus berkembang ke arah multimedia, yang menghindarkan manusia dari konflik akibat kesalah-pahaman. Saat ini tidak sulit untuk ngobrol dengan teman dan melihat ekspresi wajahnya melalui fasilitas multimedia seperti video call, Skype, dan lainnya. (bersambung).