Beberapa ganggguan fisik serius yang sering dihubungkan dengan stress berkepanjangan antara lain seperti penyakit jantung, gangguan kesehatan seksual, sistem kekebalan tubuh yang melemah, sering sakit kepala, ketegangan pada otot-otot tubuh, seperti punggung, leher, dan lain-lain.
Baca juga : Hidup Lebih Sehat dengan Afirmasi Positif ( Positif Self Talk)
Secara psikologis, stres berkepanjangan berkontribusi terhadap menurunnya kemampuan mengatasi tantangan di tempat kerja, mudah tersinggung, kecemasan, kelelahan emosi berlebih, dan sulit berkonsentrasi.
“Pada sebagian orang, stres memicu seseorang berperilaku tidak sehat, seperti makan berlebih, kebiasaan ngemil, banyak merokok, dan menenggak alkohol, ” ujar Dr. Jo Rumisel.
Sementara, bagi organisasi dan perusahaan, stres di tempat kerja dapat menyebabkan menurunnya kepuasan kerja, kurangnya komitmen terhadap organisasi, terhambatnya pembentukan kultur positif di perusahaan, pengambilan keputusan yang buruk, rendahnya kinerja, dan tingginya turnover. Dan jika tidak diantisipasi, stres di tempat kerja dapat menyebabkan terjadinya kerugian finansial pada organisasi yang tidak sedikit jumlahnya.
Itu mengapa, di Jepang, secara berkala pemerintah memantau tingkat stres yang terjadi di tempat kerja dan menemukan bahwa jumlah karyawan yang mengalami tingkat stres tinggi di ruang kerja mengalami peningkatan dari 51% (1982) menjadi hampir dua pertiga dari total populasi pekerja di tahun 2000.
ementara, di Indonesia, sebuah penelitian oleh sebuah lembaga manajemen di Jakarta (2002), menemukan bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan, PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan stressor utama pada saat itu.