Bayi-bayi yang mendapatkan ASI eksklusif ‘hanya’ selama 8 minggu sudah menunjukkan keunggulan IQ 3-5 poin dibanding bayi-bayi peminum susu formula.
Sehatalami.co ~ Proses menyusui seharusnya menjadi hubungan segitiga antara ibu, bayi, serta ayah. Kepedulian ayah terhadap kegiatan menyusui bayi akan memberikan motivasi pada ibu untuk menyusui bayinya. Jika ibu telah termotivasi dan optimis dapat menyusui bayinya, maka air susu pun akan keluar dengan deras. Demikian pernah diungkapkan oleh dr. Utama Roesli, M.D.(Ped), M.B.A., Ketua Sentra Laktasi Indonesia.
Mengapa menyusui penting bagi anak?
Jurnal kesehatan Lancet yang beredar tahun 1992 sudah menulis hasil riset yang menyebutkan anak-anak yang ketika bayi mendapatkan ASI, memiliki skor IQ 8 poin lebih tinggi daripada yang tidak minum ASI. Pada tahun 1999 American Journal of Clinical Nutrition juga mempublikasikan hasil telaah 11 penelitiantentang pengaruh ASI terhadap kecerdasan anak.
Bayi-bayi yang mendapatkan ASI eksklusif ‘hanya’ selama 8 minggu sudah menunjukkan keunggulan IQ 3-5 poin dibanding bayi-bayi peminum susu formula.
“Peningkatan IQ 3-5 poin itu sudah berdampak sangat bagus terhadap prestasi akademik, menurunkan kemungkinan drop out, dan juga meningkatkan peluang mendapatkan penghasilan dan kehidupan sosial lebih baik,” papar penulis hasil penelitian tersebut, James W. Andersson, M.D., profesor medis dan gizi klinis pada VA Medical Center dan University of Kentucky, keduanya di Lexington, Inggris.
ASI mencegah kegemukan
Sebuah penelitian di Amerika Serikat dilakukan terhadap 9.357 bayi yang mendapatkan susu bubuk formula dan yang sepenuhnya mendapatkan ASI. Hasilnya, bayi peminum susu bubuk berisiko dua kali mengalami kegemukan dibanding yang mendapatkan ASI.
“Tambahan gula pada susu bubuk akan mengakibatkan timbunan lemak dalam tubuh bayi,” ujar Bethany M. Hays, M.D., O.B., F.A.C.O.G., seorang ginekolog sekaligus aktivis gerakan laktasi dan kesehatan wanita, yang menjadi direktur medis pada True North Health Center, Maine, AS.
Lebih sehat
Sebuah penelitian di Australia dilakukan terhadap 2.187 anak-anak balita. Hasilnya, anak-anak yang mendapatkan ASI selama 4 bulan pertama sejak dilahirkan, berisiko 25 persen lebih rendah mengidap asma dan alergi ketika mereka beranjak remaja/dewasa.(SA)