Gede Prama, spiritualis dan guru meditasi pada lembaga pelatihan SDM, Dynamics Consulting mengatakan, sejatinya semua yang hadir di dalam hidup kita, betapapun tidak nyaman dan menyakitkan, hakikatnya adalah ‘guru’ yang dikirim oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mengajari dan menuntun kita ke level yang lebih tinggi, yaitu hening atau hidup dalam suasana bathin yang ikhlas dan penuh dengan pemaafan.
Karenanya, memaafkan diri sendiri dan orang lain penting bagi setiap individu. Permintaan maaf pada diri sendiri dan orang lain dapat membantu memperbaiki interaksi yang sudah retak atau malah sudah pecah, sehingga memungkinkan terbukanya kembali lembaran kehidupan dengan identitas yang baru.
Dua Tipe Memaafkan
Dalam buku berjudul, Forgiveness and Reconcilliation:Theory and Applications, Dr Everett L.Worthington Jr, profesor psikologi dari Virginia Commonwealth University (VCU), Amerika Serikat, membagi sikap memaafkan dalam dua tipe.
Pertama, keputusan memaafkan (decisional forgiveness), di mana seseorang memilih untuk melepaskan pikiran yang menyebabkan marah. Misalnya kita mengatakan pada diri sendiri “Saya tidak akan membalas dendam”, atau “Saya akan menghindari orang itu,”. Lebih lanjut, ia menulis, “Kita bisa memilih keputusan memaafkan tetapi masih ada emosi yang tidak memaafkan di dalam hati. “
Kedua, kita bisa mencapai tingkat memaafkan di level emosional, yakni mengganti emosi negatif seperti dendam, kebencian, marah, dan takut, menjadi perasaan simpati, empati, kasih, dan cinta.
“Memaafkan pada level emosi ini lebih bisa berdampak terhadap kesehatan, karena ketika kita tidak bisa melakukannya, akan timbul reaksi stres kronik akibat obsesi pada hal-hal menyakitkan yang terjadi. Karena kita akan terus memandang diri kita sebagai korban,” katanya.
Tahapan Ringan Forgineness Therapy
- Lakukan dengan duduk santai dan mata terpejam, bernapaslah dengan tenang;
- Hadirkan peristiwanya;
- Rasakan emosi Anda terhadap peristiwa tersebut;
- Panggil orang yang terlibat dan terhubung dengan emosi Anda;
- Ungkapkan perasaan Anda dengan jujur pada dia;
- Bila semua sudah tersalurkan, maka sekarang Anda tarik napas panjang;
- Berikan doa kebaikan untuk dia;
- Sekarang bukalah mata Anda dan lakukan afirmasi ini :
“Saya menerima segala eprlakuan kamu yang menyakiti saya. Saya putuskan untuk memaafkan semua prasangka burukmu, kata-kata yang keluar dari dirimu, tindakan dan perlakuan yang kamu lakukan terhadapku, dan semoga Tuhan memberkahimu dan diriku.”
- Lakukan berulang-ulang, hingga Anda merasa nyaman dengan kalimat afirmasi tersebut. ( Dikutip dari buku, Emotional Healing Therapy, Irma Rahayu, Ufuk Pres, 2010)