Lebih cepat lebih baik
David Sungahandra, praktisi akupunktur yang menjadi terapis stroke di Rumah Rawatan (Nursing Home) Rehabilitasi Stroke Yayasan Velda, Jl. Warakas, Tanjung Priok, menjelaskan bahwa serangan stroke sesungguhnya membutuhkan penanganan segera dan komprehensif. Artinya, beberapa tindakan terapi yang saling mendukung dilakukan sekaligus.
“Bila gejala stroke dibiarkan tanpa penanganan yang serius, maka fungsi sel-sel saraf di otak akan semakin menurun,” kata David. Gejala mulut mencong atau tangan kesemutan, bila didiamkan saja, bisa mempengaruhi bagian tubuh lain hingga tidak bisa bergerak. “Padahal, penyembuhan stroke ringan bisa mencapai 98 persen bila ditangani secepatnya secara serius,” ujar David.
Fisioterapi, akupunktur, dan herbal
Untuk mengatasi segala efek yang ditimbulkan stroke, pasien perlu melakukan serangkaian terapi untuk memperoleh kembali kemampuannya seperti semula. Menurut pengalaman David, terapi alami dengan fisioterapi, akupunktur, dan terapi herba cukup baik hasilnya. David mengatakan, ketiga jenis terapi ini dijalankan secara bersamaan setelah mengetahui rekam medis pasien.
Biasanya, akupunktur dilakukan sekitar 30 menit setiap hari untuk membangkitkan saraf-saraf yang ‘tertidur’. Akupunktur memberikan rangsangan terhadap saraf-saraf tubuh dengan membangkitkan kemampuan tubuh untuk mengobati dirinya sendiri.
“Bila saraf-saraf tidak ‘dibangunkan’, sampai kapan pun akan ‘tertidur’ terus. Semakin dini pasien diterapi akupunktur setelah serangan stroke, hasilnya pun akan semakin baik,” kata David.
Masalah lain yang sering dialami penderita stroke adalah kelemahan otot. Dalam hal ini fisioterapi bermanfaat untuk merangsang dan menguatkan otot-otot yang mengkerut dan melemah pada anggota tubuh yang lumpuh. Pemberian fisioterapi juga bertujuan untuk melenturkan serta memulihkan fungsi dan gerak otot.
Di Klinik Rehabilitasi Stroke Yayasan Velda, fisioterapi pertama-tama dilakukan dengan memanaskan otot-otot melalui alat Bio Lantern untuk merangsangnya. Setelah itu pasien diberi latihan seperti naik turun tangga, bersepeda statis, dan latihan belajar berdiri.
David menambahkan, orang yang baru mengalami stroke, perlu berlatih menggerakkan tubuhnya supaya otot-ototnya terangsang sehingga tidak sakit. Dan ini juga perlu untuk meningkatkan kesadarannya. Fisioterapi memakan waktu satu jam setiap hari.
Untuk memaksimalkan hasilnya, fisioterapi dan akupunktur juga dibarengi dengan terapi herba. Bila perlu akan dilakukan aquapunktur, yaitu pemberian herba melalui infus. Herba yang dipilih adalah jenis herba untuk memperlancar aliran darah, menambah stamina, serta mengencerkan darah yang membeku.
Herba yang digunakan di Klinik Rehabilitasi Stroke Yayasan Velda adalah herba Cina, seperti an kung yuan untuk mengatasi peredaran darah yang tersumbat, naoxintong untuk memperbaiki peredaran darah, an gong yen untuk mengatasi peyumbatan pembuluh darah. Ada lagi herba rebusan untuk membangkitkan qi atau chi (energi). Pemberian herba ini sebanyak 1 atau 2 kali sehari dan jenisnya bergantung pada keadaan pasien. (SA)