Seks tak mungkin dilihat hanya dari sisi badaniah semata. Sebaliknya tak mungkin hanya sisi mental saja. “Seks yang baik atau buruk akan berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan.”
Sehatalami.co ~ Janti Atmodjo, MBA, PhD, seorang life science counselor yang berpraktik di Sanjiwani, HolisticTherapheutic Health Care di Jakarta Pusat, mengatakan, bahwa ia percaya sekali teori Einstein yang menyatakan, sesuatu adalah energi, termasuk energi utama dalam tubuh yang mampu ‘menyemaikan’ benih manusia, dari ‘telur’ sehingga menjadi manusia yang lengkap dengan fisik, emosi, mental, dan spiritual.
Jadi, seks sebagai core kehidupan memiliki aspek itu semua: fisik, emosi, mental, dan spiritual. Seks tak mungkin dilihat hanya dari sisi badaniah semata. Sebaliknya tak mungkin hanya sisi mental saja. “Seks yang baik atau buruk akan berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan.”
Dalam kehidupan sehari-hari, menurut penjelasan Janti, banyak ditemukan kasus mereka yang menderita penyakit fisik (terutama kalangan perempuan) seperti migraine, alergi, gangguan sendi, gangguan lambung yang disebabkan sering depresi karena seks yang tidak memuaskan. Gangguan-gangguan ini bisa disembuhkan jika mereka sudah bisa mempunyai aktivitas seks yang menyenangkan.
Masih banyak masyarakat yang beranggapan seks sebagai sesuatu yang kotor dan tabu. Padahal baik laki-laki maupun wanita, seharusnya bisa menikmati seks tepat pada porsinya, tidak dalam bentuk abuse atau pelecehan, tetapi dinikmati tepat sesuai karunia Tuhan.
“Ini seharusnya kita junjung tinggi dan kita nikmati. Begitulah sexual healing, seks yang mampu menyembuhkan,” tutur Janti. Yang membedakan sexual healing dengan hubungan seks semata, adalah seks yang dilandasi :
1. Kesepakatan bersama
Hubungan seks didasari ikatan batin dan keinginan untuk saling membahagiakan. Dalam budaya kita ikatan ini dikokohkan dalam ikatan lembaga perkawinan yang perlu untuk terus dijaga.
2. Saling memperhatikan. Ikatan batin tidak hanya ada di tempat tidur, tetapi kepedulian satu sama lainnya dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Meski hanya senyuman, sentuhan, perhatian, hadiah, dan bentuk simpati lainnya.
3. Saling percaya
Tidak ada hal-hal yang perlu ditutup dan disembunyikan. Seks yang menyembuhkan adalah yang mampu meruntuhkan ego masing-masing; antar pasangan tidak ada lagi saling persepsi, masing-masing menerima partner dalam keadaan apa adanya. (SA)