Mengurangi konsumsi jus buah, makanan, dan minuman ringan yang berpemanis atau bergula ternyata dapat membantu mengurangi jumlah lemak dan peradangan pada hati. Apalagi hal ini diterapkan pada anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas.
SehatAlami. Para peneliti mengungkapkan bahwa banyak orang yang memiliki lemak hati tetapi tidak menyadari gejalanya, demikian kutipan The New York Times. Namun mereka memiliki risiko menderita penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker hati, dan sirosis.Penelian yang diterbitkan oleh The Journal of American Medical Association (JAMA) itu menegaskan bahwa menjaga asupan minuman manis dan makanan bergula adalah pilihan gaya hidup yang bijaksana.
Meskipun tidak ada kekhususan makanan untuk anak-anak yang memiliki hati berlemak, mempertahankan diet sehat dengan sedikit gula tambahan telah direkomendasikan oleh para ahli. “Standar perawatan saat ini sangat mirip dengan apa yang kami sarankan untuk setiap anak yang kelebihan berat badan,” kata Dr. Miriam Vos, seorang penulis studi baru dan asisten profesor pediatri di Emory University School of Medicine seperti dikutip laman antaranews. Miriam menambahkan tidak ada uji coba acak besar yang melihat diet mana yang terbaik untuk lemak hati.
Lemak hati atau steatohepatitis adalah penumpukan lemak yang berlebih serta infeksi pada organ hati. Pada dasarnya lemak hati tidak berbahaya, akan tetapi jika terjadi peradangan berkepanjangan dapat menyebabkan menurunnya fungsi hati. Ada dua jenis lemak hati. Pertama adalalah perlemakan hati alkohol. Kedua adalah perlemakan hati non alkohol.
Perlemakan hati bisa terjadi pada siapapun. Namun perlemakan hati alkohol lebih disebabkan oleh konsumsi alkohol. Bahkan kategori ini merupakan penyakit hati tertinggi nomor tiga pada orang dewasa. Ada beberapa gejala perlemakan hati diantaranya adalah sakit perut, berkurangnya nafsu makan, tubuh lemas dan gampang lelah, dan berat badan turun drastis.Ada beberapa cara untuk mengurangi pemunpukan lemah hati diantaranya adalah makan sayur, stop minuman beralkohol, mengkonsumsi teh hijau, membatasi penggunaan gula dan karbohidrat, hingga menghentikan obat berbahan kimia.