Ada beberapa insiden dalam demo mahasiswa, menurutnya hal itu menandakan bahwa masyarakat masih terbelah. Ia mengatakan, yang terpenting saat ini adalah agar yang nasionalis tidak menuduh yang lain tidak nasionalis, dan yang paling Islam jangan menuduh yang lain kurang Islam.
“Mari kita sama-sama bangun kebersamaan, kekeluargaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,”ujar pria yang juga memiliki hoby koleksi Vespa ini.
Pesan untuk para kader PKB
Usai memberikan bingkisan takjil kepada warga di seputaran BKT, Cak Imin pun beramah tamah dengan jajaran pengusus PKB di DKI Jakarta, khususnya DPC PKB Jakarta Timur. Kepada para kader PKB di Jakarta Timur ini, Cak Imin menyampaikan modal penting yang dimiliki oleh PKB, hingga disebutnya sudah siap dan layak untuk memimpin negeri.
PKB menurutnya, memiliki tiga kekuatan utama. Yaitu, kekuatan kultural, karena didukung oleh para kyai, para penggerak masyarakat, kekuatan paham Ahlussunnah waljamaah.
Kedua, kekuatan kaum muda yang kreatif, inovatif, yang tidak pernah lelah untuk mengabdikan dirinya menjadi bagian dari perjuangan politik.
Ketiga, adalah kekuatan intelektual, yang menjadi penopang arah agar gerakan dan perjuangan menjadi semakin terarah sesuai dengan tujuan.
“Tiga kekuatan inilah yang menjadi modal besar PKB, sehingga sangat siap untuk memimpin negeri ini,”tandasnya.
Itu mengapa, menurutnya, warga PKB di DKI Jakarta tidak boleh ketinggalan. Sebab menurutnya, secara nasional PKB sebagai kekuatan politik, sudah diberi kepercayaan oleh masyarakat, oleh semua partai-partai Indonesia.
“Bahkan PKB adalah kekuatan penentu. Karena siapa pun yang memimpin Indonesia pasti membutuhkan PKB untuk menjadi penopang yang efektif, bagi pemerintah,”ujarnya menegaskan.
Memajukan perjuangan Islam ahlussunnah waljamaah
Cak Imin pun menyemangati para kadernya agar jangan menyia-nyiakan kesemptan untuk meyakinkan rakyat. Mengajak kaum muda di Jakarta Timur untuk bahu-membahu. Bersama-sama. Tujuannya adalah untuk membangun bangsa.
“Kedua untuk memajukan perjuangan Islam ahlussunnah waljamaah. Sebab, Indonesia dan Islam itulah Indonesia. Indonesia dan Islam itu menyatu, dan menyatunya itulah yang akan membawa kemajuan bagi bangsa,”katanya.
Semua itu ujarnya adanya adalah di PKB. “Itu ada di mana,” tanyanya!
“Itu adanya di PKB. Dia Islam, dia Indonesia. Dia Indonesia, dia Islam. PKB tidak pernah memisah-misahkan satu dengan yang lainnya, itulah kekuatan yang tunggal, yang utuh, dan disitulah kita bahu-membahu mewujudkan cita-cita besar PKB untuk Indonesia yang maju. Indonesia yang adil, Makmur, sejahtera,”tandasnya.
Cak Imin dan keseharian
Di keseharian, Cak Imin adalah pribadi yang apa adanya. Low profil. Ia juga memiliki hoby koleksi Vespa dan sering mengendarainya untuk berbagai aktivitas. Mengitasi komplek, mengunjungi konstituen, bahkan berangkat ke tempat kerja.
Hoby vespanya ini ujarnya, diawali dari sejak mahasiswa. “Waktu itu, ya karena orangtua ngasihnya vespa,”ujarnya sebagaimana dikutip dari wawancara Azizah Hanum dari stasiun SCTV.
Syahdan, sudah sejak tahun 1960-an, saat awal mulai memiliki vespa itulah kegemarannya terhadap vespa mulai tumbuh. Belakangan ia mengaku menjadikannya sebagai hoby.
Di kali yang lain, Cak Imin juga sering meng-goes. Aktivitas ini diakuinya sebagai bagian dari olahraga, untuk menghilangkan kejenuhan. Sekaligus melemaskan otot-otot sambil menikmati kulineran di sepanjang yang dilalui.
Baginya berpolitik adalah ibadah, dan ber-PKB adalah berkah. Ia berpesan, kepada para melenial, ia berpesan agar tidak apriori terhadap partai politik. Sebab lewat jalur politiknya, peluang mengubah masa depan bangsa lebih terbuka.
“Tetapi politik yang sesungguhnya, ya bukan yang kelihatannya,”ujarnya. Maksudnya bukan melulu pencitraan. (SA)