Sehatalami.co ~ Banyak masyarakat yang menyepelekan kasus Covid-19 varian Omicron, lantaran gejala yang ditimbulnya tidak separah varian sebelumnya. Tetapi, dari sisi penularan, tetap berbahaya. Karena Varian Omicron bisa cepat menular, merebak, dan menimbulkan lonjakan kasus Covid-19 lebih cepat dari varian Delta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, bahkan menyatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta sudah melewati lonjakan gelombang kedua Covid-19 sebelumnya.
Dibanding dengan varian sebelumnya, gejala Omicron memang termasuk ringan, karena tidak menimbulkan demam. Mirip dengan flu biasa. Gejala paling umum ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron adalah masalah tenggorokan, serta hidung meler dan mampet.
“Gejalanya juga agak berbeda sedikit. Kalau dulu umumnya adalah gejalanya demam, kalau sekarang biasanya nyeri tenggorok, batuk, dan hidung tersumbat,” spesialis paru RS Persahabatan dan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, Sp.P(K) dalam konferensi pers virtual, Rabu (9/2/2022).
Meski ringah tetapi ada risiko perburukan dan kematian
Dijelaskan, meskipun sekilas gejala Omicron terdengar ringan, dr Erlina menegaskan, risiko COVID-19 kini tetap perlu diwaspadai. Selain varian Omicron menular dengan amat cepat dan membutuhkan waktu singkat untuk memicu lonjakan kasus, jika menjangkit orang dengan riwayat penyakit komorbid, risiko perburukan gejala hingga kematian tetap ada.
dr Erlina menjabarkan, komorbid yang dimaksud di antaranya hipertensi, diabetes melitus, penyakit autoimun, penyakit ginjal, gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit kardiovaskular akut.
“Omicron katakan lebih ringan dibandingkan Delta, tapi kita jangan sampai terpesona oleh kata-kata ringan ini. Kenapa? Karena kalau menimpa kelompok tertentu seperti lansia, ada komorbid, anak-anak, atau yang belum divaksin maka gejalanya biasanya akan lebih berat,” bebernya.
“Data-data menunjukkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir saja, ini lebih dari 10 kali lipat peningkatan kasusnya. Ini menunjukkan bahwa memang varian Omicron ini sangat-sangat mudah menular. Hingga 8 Februari 2022 sudah lebih dari 200.000 kasus yang dilaporkan. Jadi kita mesti waspada,” pungkas dr Erlina. (SA)