Sebuah berita mengejutkan terjadi belum lama ini. Kota-kota besar di Tiongkok, Italia, India, dan Iran seolah diwajibkan berperang melawan polusi udara.
Dikutip dari BBC dan The Washington Post, dalam waktu sebulan belakangan ini, polusi di negara-negara tersebut melampaui batas aman. Yuk mari bersama-sama menjaga bumi ini, jangan biarkan bumi terus teracuni!
Beberapa kali penduduk bahkan mendapatkan peringatan bahwa udara sudah masuk ranah bahaya. Teranyar, (28/12) di Milan dan Roma, Italia, diberlakukan pembatasan penggunaan kendaraan demi mengurangi asap. Mobil, sepeda motor, dan skuter dilarang melintas selama enam jam per hari di Milan. Yaitu, pukul 10.00–16.00. Kendaraan yang boleh melintas hanyalah taksi dan angkutan umum. Itu pun kecepatannya tidak boleh lebih dari 30 kilometer per jam. Aturan tersebut berlaku hingga Rabu (30/12).
Para pemilik kendaraan yang melanggar akan didenda. Untuk memudahkan penduduk, pemerintah Milan memberlakukan tiket khusus untuk transportasi publik. Yaitu, cukup membayar EUR 1,50 (sekitar Rp 22 ribu) untuk bisa naik angkutan umum apa pun sepanjang hari. ’’Pada kondisi darurat seperti ini, kami tidak bisa bersikap acuh tak acau,’’ ujar Wali Kota Milan Giuliano Pisapia. Karena itu, dia meminta seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi.
Sejak 2008, Milan telah ditahbiskan sebagai kota yang paling berpolusi di Benua Eropa. Hingga saat ini, predikat tersebut belum hilang.
Di Iran sama. Tingginya angka polusi mengakibatkan dua pertandingan sepak bola yang seharusnya berlangsung Minggu lalu (27/12) ditunda hingga hari ini. Sekolah-sekolah di Teheran dan sekitarnya diliburkan tiga hari. Indeks kualitas udara di Teheran pada Minggu lalu mencapai 132. Padahal, WHO menyatakan bahwa level aman adalah 0–50.
Masalah serupa terjadi di Tiongkok. Di Beijing, pemerintah sudah dua kali mengumumkan red alert polusi udara. Itu adalah peringatan tertinggi untuk polusi. Red alert diberlakukan jika kondisi udara stagnan selama 72 jam. Partikel polusi udara di Beijing bahkan sudah sampai pada level sangat berbahaya. Yaitu, PM 2,5. Partikel tersebut sangat kecil dan mampu masuk ke paru-paru. Jika berlarut-larut, itu bisa memicu kanker. (bersambung)