Asam jawa mengandung senyawa alkaloid, asam sitrat, fenilalanin, phlobatamin, saponin, sesquiterpenes, tanin, dan masih banyak lagi, sehingga asam jawa dikenal memiliki efek farmakologis sebagai anticacing, antiseptik, antivirus, juga antiradang dll.
Sehatalami.co ~ Apa itu asam Jawa. Asam Jawa (Tamarindus indica) sebenarnya sudah sangat populer. Apalagi karakter pohonnya yang mudah tumbuh di mana saja. Di pinggir jalan, di depan rumah atau di gang sempit jalanan. Ada pohon asam.
Di berbagai belahan dunia, pohon asam jawa juga banyak ditemui. Di daerah Afrika (terutama Sudan, Kamerun, Nigeria, dan Tanzania), kawasan Arab (seperti Oman dan Dhafar), Amerika Selatan, Eropa, hingga Asia.
Batang pohonnya bisa mencapai 30 meter dengan jenis kayu yang keras. Daunnya berbentuk lonjong kecil-kecil, menyirip pada tangkainya yang tipis. Asam jawa berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Di Indonesia biasa ditanam di sepanjang tepi jalan raya.
Asam jawa sudah banyak dimanfaatkan di kawasan Asia Selatan, khususnya India. Itu mengapa nama latinnya adalah Tamarindus indica, yang berasal dari istilah Arab “tamar Hind” yang artinya kurma India. Di India, asam jawa memiliki banyak nama, antara lain: tetul, timtidi, tentuli, imli, marathi, konkani, hunase, chintapadu, atau vaalanpuli.
Sementara di Indonesia, tanaman ini disebut sesuai citarasanya yang asam, yaitu asem, aseng jawi, asam jawaka, atau acamlagi. Di Filipina, asam jawa disebut sampaloc atau sambalog. Orang Vietnam menyebutnya me. Sedangkan bagi orang Taiwan, ia dikenal dengan nama loan-tz, sangat berbeda dengan sebutannya di Thailand, yaitu ma-kham.
Sedang orang Barat menyebutnya tamarind. Namanya yang terakhir inilah yang paling populer di seluruh penjuru dunia, dan bias menjadi keyword sebagai acuan jika kita ingin mencari informasi tentang asam jawa Internet.
Kandungan senyawa aktif. Asam jawa mengandung senyawa alkaloid, asam sitrat, fenilalanin, phlobatamin, saponin, sesquiterpenes, tanin, dan masih banyak lagi. (bersambung).