Pestisida ternyata meningkatkan resiko autisme. Dalam penelitian ditemukan bahwa pestisida dan risiko gangguan spektrum autisme yang lebih tinggi pada bayi yang baru lahir.
Sehatalami.co ~ Sebuah studi dalam jurnal BMJ menemukan bahwa pestisida meningkatkan potensi autisme. Para peneliti yang dipimpin Ondine von Ehrenstein, associate professor di Fielding School of Public Health di University of California, Los Angeles, menganalisis data tentang autisme di California dan data penyemprotan pestisida di negara bagian Amerika Serikat.
Laman antaranews mengutip bahwa Sscara keseluruhan, penelitian ini melibatkan hampir 38.000 orang, dengan 2.961 kasus autisme. Dalam laporan itu ditemukan bahwa wanita hamil yang tinggal dalam radius 2.000 meter dari daerah penyemprotan pestisida, 10-16 persen lebih tinggi memiliki anak yang didiagnosis autisme.
Dalam penelitian tersebut ada 11 pestisida yang mereka tinjau. Diantaranya adalah chlorpyrifos, diazinon dan permethrin (sering digunakan untuk mengendalikan kutu). Mereka menemukan diagnosis gangguan spektrum autisme dan cacat intelektual 30 persen lebih tinggi di antara anak-anak yang terpapar pestisida saat mereka berada di dalam rahim.
Paparan pada tahun pertama kehidupan meningkatkan risiko autisme hingga 50 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar pestisida tertentu. Dan lebih parah lagi akobat pestisida ini tidak hanya untuk manusia, tetapi juga berpotensi berbahaya untuk perkembangan otak pada hewan saat masih dalam kandungan.
Berbeda dari perilaku seperti merokok atau minum alkohol, terpapar pestisida biasanya tidak bisa kita kendalikan. Banyak wanita hamil tidak menyadari bahwa mereka terpapar bahan kimia yang ada dalam pestisida.
Orang-orang bisa terpapar pestisida tidak hanya melalui penyemprotan tetapi juga saat mengonsumsi produk-produk yang sudah mengandung bahan kimia. Maka dari itu memilih produk organik dapat membantu mengurangi risiko ini.