Wujud dan implementasi wisata kesehatan ( health tourism) diprioritaskan pada pengembangan wisata kebugaran dan jamu, karena dinilai memiliki prospek kesehatan, budaya, dan ekonomi yang tinggi.
Sehatalami.co ~ Sebagai wujud pelaksanaan wisata kesehatan (health tourism), Menkes Terawan Agus Putranto hari ini, di Jakarta, meluncurkan 1 dari 4 bagian wisata kesehatan yaitu wisata kebugaran dan jamu. Pilot project untuk kegiatan ini ada di 5 tujuan yaitu wilayah Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), Bali dan DKI Jakarta.
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah bekerjasama dalam mengembangkan Wisata Kesehatan. Berdasarkan Konsep dan Peta Jalan Pengembangan Wisata Kesehatan yang disepakati bersama, Wisata Kesehatan terdiri dari 4 klaster yaitu: (a) Wisata Medis; (b) Wisata Kebugaran dan Jamu; (c) Wisata Olahraga yang mendukung Kesehatan; dan (d) Wisata Ilmiah Kesehatan.
Menkes menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sepakat untuk memprioritaskan pengembangan wisata kebugaran dan jamu, karena dinilai memiliki prospek kesehatan, budaya, dan ekonomi yang tinggi.
”Penetapan Wisata Kebugaran dan Jamu menjadi prioritas ini merupakan keputusan yang tepat, selain mempunyai nilai jual yang tinggi, Indonesia menawarkan tindakan promotif dan preventif lebih utama dalam bidang kesehatan,” kata Menkes.
Tim gugus pelaksana tugas
Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, Kementerian Kesehatan telah membentuk Tim Gugus Tugas Pelaksanaan Pengembangan Wisata Kesehatan yang beranggotakan lintas program, lintas Kementerian/Lembaga, Pelaku Bisnis, Akademisi, Media, Masyarakat, dan stakeholders non pemerintah lainnya termasuk pelayanan kesehatan swasta, produsen jamu dan pengobatan tradisional yang telah memiliki kesiapan untuk melaksanakan wisata kesehatan.
Hasil survei Global Buyers Survey 2016 2017 menunjukkan bahwa ada sekitar 11 juta wisatawan atau sekitar 3%-4% dari total penduduk dunia melakukan perjalanan wisata dengan tujuan wisata medis.
Sedangkan menurut survei Global Wellness Economy Monitor pada January 2017 yang merupakan data tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah perjalanan untuk pariwisata kebugaran sebanyak 691 juta, jumlah ini meningkat 104,4 juta dibandingkan tahun 2013. dari 691 juta perjalanan wisata tersebut, hanya 11% yang tujuan utamanya untuk wisata kebugaran, sedangkan sisanya yaitu 89% bertujuan untuk mencari dan mendapatkan wisata kebugaran.