Mendaki tebing Harau
Saat fajar menyinsing di ufuk timur, kami segera mempersiapkan diri.Terdengar suara kokok ayam memecah kesunyian di pagi hari itu.Sejuknya udara pagi hari itu, seolah menantang kami untuk segera keluar dari pesanggrahan Datuk Suar.
Setelah sarapan pagi, Datuk Suar pun siap mengantar perjalanan kami menjelajah goa. Sepanjang perjalanan menuju ngalau (goa),mata kami dimanjakan oleh indahnya pemandangan hamparan persawahan yang tengah menguning.Bunyi-bunyian terdengar dari alat yang dipergerkan para petani setempat untuk menghalau burung-burung pemakan padi.Ada persawahan, ada juga perkebunan yang ditanami kopi.Sebuah perpaduan yang unik.
Perjalanan menuju gua ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Kami harus menapaki bukit hingga sampai di ketinggian sekitar 80 – 300 m dari lembah dan menurut Datuk Suar akan memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan kaki. Sesekali terdengar lengkingan monyet ekor panjang dan kicauan burung-burung menemani perjalanan kami.Jalur yang menanjak ditambah licinnya tanah bekas hujan semalam, membuat kami harus ekstrawaspada.Medan yang bagi kami terasa berat, namun tidak bagi Datuk Suar, lelaki yang sudah berusia 83 tahun.
Sesampainya di puncak tebing, terbayarlah sudah rasa lelah dan letih kami.Pemandangan indah terhampar luas.Kami bisa melihat kampung dan rumah datuk dari atas, hamparan sawah, kelokan jalan yang dikelilingi megahnya hamparan bukit Harau.Sungguh bagai surga dunia.
Dari atas tebing ini, Datuk Suar menunjukan tempat sarang beruang madu, tumbuhan Anggrek Hutan, Kantung Semar, Pakis hutan dan beberapa tanaman yang sedlalu diburu dan dicari oleh sekawanan kera. “Tanaman itu juga bisa dimakan oleh manusia,” ujar Datuk Suar.
Berada di puncak tebing, member kesempatan kami menyaksikan keindahan dan keelokan pemandangan Lembah Harau ini.Sungguh luar biasa, dan ini membuat kami tak henti memuji kebesaran Tuhan atas karunianya.Benar-benar sebuah sensasi langka.
Setelah puas menjelajah di ketinggian tebing Lembah Harau, kami melanjutkan perjalanan.Seolah adrenalin kami terpacu untuk memanfaatkan akar-akar pohon yang bergantungan (rappelling) demi bisa sampai ke goa-goa di Lembah Harau.Ada juga yang bergaya ala spiderman, bergelantungan dicelah batu-batu besar yang saling berhimpitan.Terlihat beberapa pendaki mengabadikan moment saat berada di salah satu goa yang berbentuk seperti badak bercula. (bersambung)