Penelitian tentang teratai
Meskipun belum dimanfaatkan dalam pengobatan modern, saat ini khasiat teratai terus diteliti oleh kalangan ahli. Penelitian demi penelitian yang menemukan manfaat serta efek farmakologis teratai semakin banyak ditemukan.
Contohnya, penelitian Mukherjee yang dimuat dalam jurnal Ethnopharmacology, volume 54 (1996), membuktikan bahwa ekstrak rimpang teratai mempunyai efek mengendurkan otot dan mengatasi nyeri. Dalam penelitian yang berbeda, Hossinzadeh, dalam jurnal Phytomedicine (2002) mengungkapkan bahwa yang berperan sebagai pereda nyeri adalah kandungan flavonoid di dalamnya.
Yang terbaru dan cukup menggemparkan adalah peranan bunga teratai dalam menurunkan kadar gula darah. Dalam penelitiannya, JC Huralikuppi dan rekan-rekannya dari Departmen of Pharmacology and Clinical Pharmacology, Christian Medical College, India, menemukan bahwa kelinci yang diberi bubuk bunga teratai, kadar gula darahnya menurun secara signifikan. Penelitian ini dimuat dalam jurnal Phytotherapy Research, volume 5 (2006).
Meskipun masih dilakukan pada binatang dan memerlukan penelitian lebih lanjut, penemuan tersebut menimbulkan harapan pada teratai sebagai obat diabetes di masa depan.
Sembari menunggu perkembangannya, tidak ada salahnya memanfaatkan teratai sebagai bahan makanan terlebih dahulu. Menurut Dr Dalimartha, sebagai bahan makanan, teratai tidak dibatasi dosis khusus. “Yang penting, jangan berlebihan,” tegasnya.
Berbeda jika Anda menderita suatu penyakit dan ingin memanfaatkan teratai dalam bentuk ramuan obat. Meskipun aman secara empiris, akan lebih baik jika sebelumnya Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu. (bersambung).