Pemanfaatan sebagai obat
Makanan sebagai obat, dan obat dari makanan. Prinsip itulah yang melatarbelakangi pemanfaatan teratai dalam pengobatan Ayurveda di India dan Traditional Chinese Medicine (TCM) di Cina. Secara umum, teratai mengandung nuciferine, roemerine, quercetin, luteolin, dan isoquercitrin.
Zat tersebut termasuk jenis flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Selain itu, juga terdapat tanin, yang mampu menciutkan selaput lendir dan mengatasi peradangan.
Sebagai obat, yang paling banyak digunakan justru daunnya. Itu disebabkan, selain senyawa-senyawa tadi, daun teratai juga mengandung asam sitrat, asam oksalat, asam malat, dan berbagai jenis antioksidan lainnya.
Sifatnya yang pahit dan sejuk, memiliki efek menurunkan panas sehingga air rebusannya sering digunakan untuk mengobati berbagai gangguan yang dipicu oleh udara panas seperti vertigo, sakit kepala, hingga diare.
Setelah dibakar menjadi abu, daun teratai memiliki efek menghentikan pendarahan di paru-paru, hidung, atau rahim, sehingga bermanfaat sebagai obat batuk, pilek, wasir, atau pendarahan.
Sementara rimpang dan bijinya bersifat manis, sejuk, dan bekerja melalui meridian limpa, ginjal, dan jantung. Itu sebabnya, biji teratai sering dimanfaatkan untuk menguatkan limpa dan lambung (menghentikan diare dan menambah napsu makan) dan menguatkan jantung.
Karena memiliki sifat menciutkan selaput lendir, rimpang dan biji teratai juga bermanfaat mengatasi diare. Sedangkan efek sedatif (penenang) di dalamnya bermanfaat mengobati insomnia dan jantung berdebar.
Bagian bunganya berperan mengatasi pendarahan, sehingga sering digunakan untuk mengatasi pendarahan rahim, darah nifas yang berlebihan, serta sakit perut. Benang sarinya bercitarasa manis, bersifat menciutkan selaput lendir dan sejuk.
Karena itu, ia berperan membantu kerja ginjal, sehingga kerap digunakan untuk mengatasi gangguan seksual pada pria. Ilmu TCM percaya, gangguan seksual pada pria umumnya disebabkan oleh lemahnya fungsi ginjal.
Menurut Dr Setiawan Dalimartha, dalam bukunya Tanaman Obat Indonesia, teratai memang berperan utama sebagai astringent (menciutkan selaput lendir) dan mendinginkan organ, sehingga mampu menghilangkan berbagai gejala yang disebabkan adanya panas dan kelembaban yang berlebihan. (bersambung).