Bedanya dengan alergi susu
Ketika sistim imun bereaksi terhadap protein dalam susu, tubuh kita akan mengeluarkan racun untuk melawan segala sesuatu yang dianggapnya musuh. Reaksi perlawanan racun yang diproduksi oleh tubuh terhadap kasein (protein susu) itulah yang menimbulkan gejala alergi. Gejala antara lain:
- Kulit: gatal dan merah, urtikari, eksim, atau bibir, mulut, lidah, wajah, tenggorokan, dan mata bengkak.
- Saluran pencernaan: kram dan kembung di perut, diare, muntah, gas.
- Saluran pernapasan: pilek, bersin-bersin, mata gatal dan/atau berair, batuk, mengi, sesak napas
Sementara, alergi terhadap susu terjadi pada 2 sampai 3 persen anak-anak. Sebesar 80 persen dari anak-anak ini bisa lepas dari alergi setelah berusia 6 tahun. Namun alergi susu tetap dapat terjadi pada usia dewasa tanpa riwayat masa kanak-kanak. Ini bisa disebabkan leaky gut syndrome (sindrom kebocoran usus), yaitu kondisi dimana permukaan usus menjadi renggang dan mudah ditembus, sehingga akan lebih banyak bakteri, alergen (zat pemicu alergi), atau racun lainnya mudah masuk ke dalam aliran darah. Kondisi ini berpotensi meningkatkan kepekaan terhadap makanan dan kimia, gangguan pencernaan, dan keluhan-keluhan lainnya.
Apa yang dapat Anda lakukan
Untuk intoleransi laktosa makanlah yogurt, susu bebas laktosa, atau suplemen laktase pada kunyahan pertama makanan tinggi laktosa. (bersambung).