Termasuk bahan pangan utama
Konon, jali menjadi makanan utama penduduk Cina dan India, sekitar 4000 tahun lalu, sebelum mereka menenal jagung dan beras. Berdasar penelitian para ahli, di dalam biji jali ini terkandung kalori, protein, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, dan beberapa vitamin, seperti riboflavin, thiamin, dan niacin.
Bahkan proteinnya dua kali lipat dari jumlah yang ada dalam beras. Wajarlah, jika biji jali dijadikan sebagai bahan makanan pilihan. Hingga saat ini, coix seed dari varietas ma-yuen masih dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman, khususnya oleh orang-orang di kawasan Asia.
Di Korea, misalnya, minuman bernama yulmu cha dibuat dari bubuk biji jali yang diberi air, sehingga menjadi “teh” yang kental. Minuman jenis ini juga ada di Cina, dengan nama yi mi shui. Bedanya, di Cina, minuman kental ini diberi sedikit gula untuk memberi rasa manis.
Sementara di Thailand, coix seed digunakan sebagai campuran teh atau susu kedelai, bahkan dijadikan manisan. Sedangkan di Vietnam, dikenal sup sam bo luong yang menggunakan jali sebagai salah satu bahannya.
Di Jepang, Korea, dan Cina bahkan juga bisa kita temukan arak yang dibuat dari biji jali. Di Korea Selatan misalnya, ada minuman beralkohol bernama okraju, yang berasal dari proses fermentasi campuran beras dan Job’s tears ini.
Di Malaysia, perlakuannya sedikit berbeda. Sebelum dikuliti, jali dipanggang, dan digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue.
Di Indonesia sendiri, dikenal bubur jali, dibuat dari biji jali yang dimasak hingga lunak dan diberi daun pandan untuk aromanya. Saat disantap diberi kuah santan dan gula merah—hemm lezatnya!
“Bubur jali biasanya diberikan pada mereka yang baru sembuh dari sakit berat, atau penderita sakit kronis, karena berkhasiat mengembalikan energi dan meningkatkan daya tahan tubuh secara cepat,” kata Endah Lasmadiwati, praktisi terapi herba yang juga pemilik kebun tanaman obat Taman Sringanis di Bogor.
Selain untuk bubur, jali juga bisa dijadikan campuran minuman jenis cendol. Atau, bisa juga, dicampurkan pada nasi sebagai sumber karbohidrat. Istimewanya, dengan makan sedikit saja perut sudah terasa kenyang dan tahan lapar sampai lama.
Menurut Endah, yang pernah menjadi ketua APTOI (Asosiasi Pelestari Tanaman Obat Indonesia), jali cukup potensial untuk dikembangkan sebagai pangan pengganti beras dan bisa disejajarkan dengan beras merah, karena kandungan seratnya yang tinggi sangat baik untuk para penderita diabetes. (bersambung).