Tentu menjadi penting bagi kita untuk memiliki cukup pengetahuan dan kesadaran terhadap dampak buruk mindless eating, agar secara bias sedini mungkin demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan nantinya.
Untuk meningkatkan kesadaran dan menyelaraskan nafsu makan dan kebutuhan tubuh, ada baiknya mencoba untuk belajar memilih makanan dengan tidak hanya mengandalkan sifat sensoris semata (rasa, tekstur, warna, bau) pada makanan. Tetapi juga perlu belajar untuk lebih peka pada sinyal tubuh yang menunjukkan kecukupan, misalnya saat perut sudah mulai terasa penuh, belum terlalu kenyang.
Bagi beberapa orang, mungkin lebih mudah untuk mengubah lingkungan mereka daripada mengubah pikiran mereka. Misalnya Noni, sahabat saya, dia merasa sudah mengubah kebiasaan cemilannya dengan hanya mengkonsumsi yang rendah lemak. Tetapi, kesadarannya untuk merasa cukup akan makanan yang dikonsumsi masih rendah. Diakui pola pikir memang cukup sulit untuk diubah. Saya juga begitu, sulit rasanya menahan nafsu untuk tidak menghabiskan makanan kesukaan saya, meski sudah kenyang, rasanya ingin terus merasakan sensasi rasa lezatnya.
Kelelahan, Kapan Harus Mengonsumsi Minuman Berenergi?
Kini saya mengajak pembaca untuk bersama menerapkan prinsip Dr Bryan yang mengatakan bahwa,“Jika ingin memanjakan diri Anda dengan mengonsumsi makanan yang benar-benar Anda nikmati, sebaiknya makan setengah dari porsi yang disajikan”. Dengan prinsip itu, setidaknya kita tidak ada lagi yang perlu disesali saat ingin mengonsumsi suatu makanan.
Baca juga : Tip Hindari Mindless Eating
Dan dengan begitu, kita bias mulai belajar untuk lebih menghargai tubuh dan makanan yang dimakan, daripada hanya sekadar memenuhi rasa puas dan kenyang saja. Dan kita percaya sepenuhnya bahwa setiap individu memiliki kemampuan dan kendali atas dirinya sendiri dan bias memilih untuk menyayangi dirinya sendiri dengan lebih peduli pada apa yang boleh dan perlu di konsumsi untuk menjaga kesehatannya tetap prima.Setujuhkah Anda? (SA)