Dengan sendirinya, keseimbangan alam akan terjaga, karena makhluk yang hidup di sekitar ekosistem pertanian tidak terbunuh. Slow Food pun menempatkan kebersamaan dalam menikmati makan karena tidak terburu-buru. Tak soal apakah Anda penganut Food Combining atau vegetarian. Yang terpenting nikmati dan nikmati.
Slow Food dan Keanekaragaman Hayati
Industri fast food menyeragamkan semua produknya di seluruh dunia. Untuk mendukung itu diperlukan bahan baku yang seragam juga. Ayam goreng. fried chicken misalnya, berasal dari ayam ras atau broiler. Agar cepat besar, ayam ras diberi pakan berupa formula khusus, suntikan hormon, dan antibiotik. Contoh lain, industri fast food berbahan tepung terigu seperti roti dan donat juga akan menyingkirkan makanari lokal seperti gethuk atau tiwul.
Yang perlu diwaspadai dari perkembangan industri fast food adalah penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Selain membahayakan kesehatan manusia, tindakan ini ikut mengancam ekosistem alam, karena berisiko memutus rantai makanan yang ada pada ekosistem pertanian, seperti cacing, kodok, dan serangga.
Teknologi paling mutakhir bahkan sudah menggunakan bibit hasil rekayasa genetika atau transgenik demi mengejar produksi secara cepat dan masal. Padahal, akibat buruk kebiasaan mengkonsumsi makanan transgenik terhadap kesehatan belum tuntas diteliti dan baru diketahui setelah evolusi atau bergantinya generasi.(SA)