Ini disebabkan karena penduduk Asia, terutama China dan Jepang rajin menyantap kedelai (dalam bentuk tahu, tempe, dan miso) serta teh sebagai makanan sehari-hari. Rahasia sehat dan panjang umur penduduk Asia memang terletak pada pola makan dan gaya hidup mereka.
Sayangnya saat ini pola makan tradisional yang sehat mulai ditinggalkan di Asia, terutama di kalangan anak muda. Tren pola makan ala Barat yang doyan makan fast food serta kemajuan teknologi yang mengakibatkan makin bertebarannya makanan kemasan dan instan yang berlimpah zat aditif.
Padahal pola makan modern ini ditengarai menjadi penyebab meningkatnya risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes melitus di Asia. Belum lagi kebiasaan merokok (terutama pria Asia) dan perubahan gaya hidup yang malas berolahraga, semakin memperburuk kesehatan penduduk Asia.
Kehadiran restoran fast food di berbagai lokasi di Indonesia, mulai dari kota metropolitan Jakarta hingga ke daerah-daerah di pinggiran kota, membuktikan kalau orang Indonesia juga sudah menjadi korban tren pola makan Barat.
Indonesia hanya menempati peringkat ke-110 untuk usia harapan hidup dunia. Jauh sekali dari Jepang dan China. Karena itu, agar tidak semakin terpuruk dengan pola makan Barat, sebaiknya kita mulai kembali ke pola makan tradisional Asia yang sehat.
Beberapa pakar nutrisi bahkan menyatakan, ancaram terbesar penduduk Indonesia terletak berubahnya pola makan tradisional ke pola makan modern yang serba instan dan bukan berdasarkan pada gaya hidup serba alami. No. lho! (SA)