Cara memanfaatkan. Cara tradisional menggunakan temulawak adalah dengan merebus rimpangnya untuk mendapatkan sarinya atau diseduh dengan air mendidih seperti minuman teh.
Jika menggunakan rimpang segar 3-9 gram, diparut; sedangkan kalau rimpang kering 1-5 gram. Rebus sebentar saja agar minyak esensialnya tidak hilang. Untuk memperbaiki pencernaan, minum air rebusan temulawak sebelum makan.
Meski begitu, saat ini temulawak juga dapat ditemukan dalam bentuk praktis seperti minuman penyegar (bisa langsung diminum), ekstrak tepung (biasanya dalam kapsul), dan tincture (obat cair yang menggunakan sedikit alkohol atau gliserin).
Cara menyimpan temulawak. Agar tahan lama, simpan cairan temulawak dalam tempat gelap dan suhu ruang. Bisa disimpan sampai 2 tahun sejak tanggal produksi jika disimpan dengan baik.
Penelitian dan pengalaman empiris selama ini telah membuktikan bahwa temulawak aman atau tidak menimbulkan efek sampingan, baik sebagai makanan maupun sebagai obat tradisional, selama tidak digunakan secara berlebihan.
Jika pun ada reaksi alergi dilaporkan hanya terjadi pada mereka yang sudah mengidap dermatitis (peradangan kulit) pada ujung-ujung jari.
Interaksi/Kontraindikasi. Temulawak tidak dianjurkan digunakan bersama obat anti penggumpalan darah (anticoagulants/antiplatelet) karena kurkumin dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Bagi pasien kanker yang sedang menjalani kemo atau radioterapi, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter ahli kanker dan radiologi. Demikian pula pasien dengan batu empedu, gangguan saluran empedu, radang lambung, atau keasaman darah berlebihan (hyperacidity) tidak dianjurkan mengkonsumsi temulawak. Tumbuhan mengandung kurkumin juga sebaiknya tidak digunakan semasa hamil kecuali di bawah pengawasan dokter. (SA)