Khasiat daun kelor. Sebanyak 169 hasil penelitian terkait khasiat kelor dirangkum oleh Jed W Fahey, ahli biokimia nutrisi dari John Hopkins School of Medicine, Ameri ka Serikat, dalam Trees for Life Journal: “A Review of The Medical Evidence for Its Nutritional, Theurapic, and Prophylactic Properties” (2005).
Dari rangkuman tersebut, dinyatakan tanaman ini terbukti memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan, antibakteri, antimikroba, antiradang, antinyeri, antijamur, antikejang, antiluka, antitumor, menambah produksi ASI, menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah, serta melancarkan buang air kecil (diuretik).
Karena efek farmakologisnya, itu maka wajar jika kelor dimanfaatkan secara turun-temurun untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Mulai dari membantu pengobatan sariawan, radang tenggorokan, tukak lambung, diare, wasir, rematik, radang saluran kemih, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, gangguan jantung, malaria, tumor, dan masih banyak lagi.
Meski begitu menurut Fahey, masih diperlukan penelitian lebih mendalam. Pasalnya, sebagian besar belum didukung dengan metode placebo dan uji klinis acak. Disebutkan, laporan mengenai efektivitas kelor terhadap pengobatan infeksi saluran kemih, sebagai contoh, belum diiringi uji pembanding, sehingga dari sisi medis, kelor belum bisa disebut obat.
Namun demikin, menurut Dr Prapti Utami, anggota Perhimpunan Dokter Pengembang Kesehatan Timur (PDPKT) di Jakarta yang mendalami herba, mengatakan, berdasarkan pengamatannya terhadap pasien secara empiris, kelor memang terbukti berkhasiat.
Pada kasus biduran yang dipicu oleh alergi makanan misalnya, mengonsumsi sayur daun kelor mampu menghilangkan gejala alergi secara signifikan.
Namun ujar Dr Prapti, tidak semua gejala penyakit dapat diobati secara efektif menggunakan kelor. Karena untuk menjadi sembuh, suatu gangguan penyakit perlu ditelusuri hingga akar masalahnya terlebih dahulu. Itu mengapa perlu konsultasi pada dokter atau herbalis jika ingin memanfaatkan daun kelor sebagai obat. (*)