Mekanisme efek serat dalam melindungi dari kanker usus telah diketahui. Pertama, serat meningkatkan ukuran feses dan menyelubungi komponen penyebab kanker di dalam feses. Kedua, serat mempersingkat waktu sisa-sisa makanan yang tidak terserap melewati usus, sehingga mempersingkat lamanya paparan dinding usus terhadap karsinogen. Terakhir, serat terlarut difermentasikan oleh bakteri, menghasilkan komponen yang bersifat melindungi dari kanker kolon.
Hasil penelitian tentang asupan serat
Menurut dr. Fiastuti Witjaksono, M.S. Sp.GK dari Semanggi Specialist Clinic, bersama dengan probiotik, serat membentuk asam lemak rantai pendek yang merupakan makanan sel-sel usus. “Jika sel usus cukup mendapat makanan, tidak kontak terlalu lama dengan sisa makanan atau toksin, maka usus akan sehat,” ujarnya. “Kita tidak tahu penyebab kanker. Tapi, kalau sel usus terpapar sisa makan dan tidak mendapatkan makanan yang cukup, sel-sel ini berisiko menjadi ganas.”
Penelitian epidemologik menunjukkan hubungan, antara asupan serat dan penurunan risiko kanker kolon. Namun, para ahli belum dapat memastikan bahwa penurunan risiko hanya disebabkan oleh serat. Beberapa penelitian menunjukkan, efek dari zat-zat yang dikandung sayuran lebih kuat daripada efek serat dalam menurunkan risiko kanker usus.
Karena itu, mengonsumsi produk mengandung serat makanan yang dimurnikan untuk mencegah kanker kolon tidak dianjurkan. Makanan seimbang – sayur, buah dan biji-bijian – lebih baik daripada suplemen serat murni. (SA)