Kenapa kita harus minum suplemen atau mineral? Bukankah semua itu bisa dipenuhi dari makanan kita sehari-hari? Iya, itu jika makan kita benar dan baik. Jika tidak bagaimana? Tentu ada kondisi di mana tubuh kita tidak mendapatkan suplai vitamin dan mineral yang cukup. Kapan itu, yah? Simal ulasan berikut ini!
Sehatalami.co ~ Untuk bisa berfungsi secara sempurna, tubuh kita membutuhkan zat gizi lengkap. Selain memenuhi kecukupan sumber karbohidrat, protein, dan lemak, makanan seyogianya juga kaya akan vitamin, mineral, senyawa fitokimia penting, dan juga serat alami.
Itu mengapa, kita dianjurkan untuk menyantap makanan bergizi dan bervariasi. Saat memilih makanan utama seperti nasi, disertai lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan sejatinya kita sedang memenuhi kebutuhan tubuh akan sumber protein, sedikit lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan zat fitokimiawi yang tubuh kita butuhkan.
Sayangnya, tidak semua asupan makanan yang kita dapatkan bisa mencukupi kebutuhan nutrisi untuk tubuh kita. Sebagian pengarah gaya hidup dan pola makan. Juga kecenderungan polihan dan kegemaran jenis makanan keseharian kita. Selain itu, tubuh kita ternyata juga memiliki sistem metabolisme yang unik, sehingga dalam kondisi-kondisi tertentu, tidak optimal dalam menyerap asupan nutrisi dari sumber pangan yang kita asup.
Untuk hal-hal darurat semacam ini, kita membutuhkan tambahan asupan nutrisi demi mempertahankan kesehatan tubuh. Jika tidak menemukan alasan yang tepat, lebih baik selalu mengutamakan memperbaiki menu makanan, meski minum suplemen adalah baik untuk kondisi dan jangka waktu tertentu.
1. Terpapar sumber polusi
Jika pekerjaan kita menjadikan kita mudah terpapar sumber polusi, misalnya pekerjaan sebagai polisi lalu lintas, penjaga pintu tol, pedagang asongan, perokok pasif, maka sebaiknya perhatikan kelengkapan gizi dan kesegaran makanan.
Kondisi demikian membenarkan kita untuk mengkonsumsi suplemen nutrisi. Sumber polusi seperti asap knalpot, asap rokok, asap pabrik, bahkan uapan bahan perawatan rumah tangga seperti cat, vernis, pembersih kaca, merupakan bahan pencetus terbentuknya radikal bebas dalam tubuh kita.
Untuk mengatasinya, kita perlu lebih memperhatikan asupan vitamin antioksidan, khususnya vitamin A, C, dan E. Dosis vitamin disarankan tidak lebih dari 5.000 IU (International Unit) per hari, lebih baik jika berupa suplemen betakaroten (provitamin A). Vitamin C-ester lebih dianjurkan daripada vitamin C-asam. Dosis harian suplemen vitamin C 100 mg, tapi boleh hingga 1.000 mg. Pilih suplemen vitamin E alami (tokoferol), dosis aman 100 IU per hari.
2. Sedang dalam perjalanan panjang
Ketika sedang dalam perjalanan panjang, seperti melakukan ibadah haji, mengikuti pelayaran jarak jauh, atau bekerja di lepas pantai, pada umumnya kita sulit mendapatkan menu makanan yang seimbang dan bervariasi setiap hari.
Untuk mengatasi kekurangan asupan vitamin dan mineral, dianjurkan mengkonsumsi suplemen multi vitamineral yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.
3. Memasuki usia lanjut
Ketika memasuki usia lanjut (lebih dari 60 tahun), kemampuan tubuh mencerna makanan umumnya tidak sesempurna ketika masih muda. Selain karena organ pencernaan sudah mulai mengalami kemunduran, susunan gigi-geligi kita pun umumnya sudah tidak lengkap lagi.
Karena makanan yang masuk tidak dikunyah hingga lembut, maka di dalam pencernaan juga tidak bisa diproses dengan baik. Akibatnya, vitamin dan mineral yang terdapat dalam makanan tidak bisa diserap dengan baik oleh tubuh.
Untuk mengantisipasi kekurangan gizi, lansia bisa mengkonsumsi suplemen multivitamineral. Pilih suplemen dengan kadar vitamin B6 dan vitamin B12 lebih tinggi (asal masing-masing tak lebih dari 100 mg dan 400 mkg per hari).
Setelah lansia, tubuh kita mudah bermasalah dengan penyerapan kedua vitamin tersebut. Suplemen kalsium 1.200 mg dan vitamin D 400-600 IU per hari bermanfaat menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.
Namun patut diperhatikan agar jangan sampai kelebihan dosis suplemen zat besi (tidak lebih dari 18 mg per hari), karena dapat membuat kita rawan terhadap gangguan jantung. Dosis suplemen kalsium lebih dari 2.500 mg rawan menimbulkan kerusakan ginjal.
4. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok memboroskan sediaan vitamin C dalam tubuh. Padahal vitamin C sangat diperlukan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Karena itu, kebutuhan vitamin C bagi perokok lebih besar dibandingkan yang bukan perokok. Dosis konsumsi suplemen vitamin C sehari yang efektif bisa mencapai 1.000 mg per hari.
5. Sedang hamil dan menyusui
Dalam kondisi hamil dan menyusui, wanita tidak hanya membutuhkan tambahan kalori dalam makanannya sehari-hari, tapi juga vitamin dan mineral. Suplemen yang dibutuhkan oleh wanita hamil adalah asam folat dan zat besi.
Selain diberikan pada wanita hamil, suplemen kalsium dan magnesium bisa juga diberikan pada wanita menyusui, karena kalsium dan magnesium bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi bayi, serta menggiatkan fungsi otot dan sistem saraf bayi.
Sebaliknya, hindari kelebihan dosis suplemen vitamin A, karena dapat meracuni janin/bayi. Kecukupan asupan asam folat amat penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan pada janin. Wanita hamil dapat mengkonsumsi suplemen asam folat 600-800 mkg per hari.
6. Menyantap makanan yang kadar vitamin-mineralnya telah banyak berkurang
Proses pemasakan yang lama atau pemanasan ulang (reheating) mengurangi banyak kandungan gizi dalam makanan. Hal ini biasanya sering ditempuh demi alasan kepraktisan di saat pembantu pulang kampung, dengan menyiapkan makanan masak lebih awal atau menyimpan makanan dalam freezer, kemudian memanaskannya ketika diperlukan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan semacam ini tentu saja dapat mengganggu kecukupan asupan nutrisi.
Nah, pada kondisi demikian diperlukan suplemen multivitamin dan mineral. Namun kondisi darurat ini hendaknya segera dipulihkan dengan kembali pada makanan yang dimasak secara wajar.
7. Sedang mengkonsumsi antibiotik
Beberapa jenis antibiotik memang berguna untuk mengatasi infeksi. Namun di sisi lain, antibiotik juga bisa membunuh “bakteri baik” di dalam usus besar yang membantu mengubah zat-zat buangan menjadi vitamin B kompleks.
Karena itu, ketika sedang mengkonsumsi antibiotik, kita bisa menambahkan suplemen vitamin B kompleks, yang berisi beragam vitamin B. Pilih suplemen vitamin B kompleks yang dosis per tabletnya wajar. Vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 antara 1,5 dan 25 mg; vitamin B5 (asam pantotenat) 25-100 mkg; vitamin B12 50-400 mkg; asam folat 400-800 mkg.
8. Memasuki masa menopause
Wanita pada kondisi menopause umumnya rentan mengalami keropos tulang (osteoporosis), karena itu mereka sebaiknya mendapatkan cukup kalsium dan magnesium. Selain itu, untuk mengatasi gangguan gejala-gejala menopause, seperti kekeringan vagina, semburat panas (hot flushes), dan gangguan tidur, diperlukan juga suplemen vitamin C, selenium, boron, dan fosfor.
9. Setelah operasi besar
Sehabis menjalani operasi, tubuh kita memiliki banyak tugas. Mulai dari memperbaiki kerusakan jaringan dan memulihkan diri dari akibat-akibat obat bius maupun obat-obat lain yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Selain itu, stres akibat operasi juga masih mempengaruhi fungsi tubuh, sehingga tubuh tidak langsung bisa bekerja normal.
Untuk memulihkan kondisi-kondisi tersebut, tubuh kita membutuhkan lebih banyak zat gizi. Karena itu, dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar, dan makanan berprotein tinggi untuk mempercepat penyembuhan.
Beberapa jenis suplemen vitamin yang diperlukan adalah vitamin A yang berfungsi meningkatkan kekebalan dan membantu memperbaiki jaringan, seng untuk mencegah timbulnya infeksi dan membantu mempercepat penyembuhan, juga vitamin B kompleks untuk menjamin pasokan energi yang normal dan membuat sistem saraf berfungsi efektif.
10. Mengidap penyakit infeksi atau kanker
Jika kita mengidap penyakit infeksi atau kanker, berarti sistem kekebalan tubuh kita tidak bekerja sebagaimana mestinya. Untuk membuat sistem kekebalan tubuh kembali kuat, kita perlu mengkonsumsi makanan yang baik kualitasnya dan minum cukup air. Selain itu, dianjurkan pula untuk banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar, daging dan ikan secukupnya saja, dan sedikit gula juga sedikit lemak.
Suplemen yang kita butuhkan untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh di antaranya adalah magnesium, seng, dan vitamin B kompleks terutama B6, asam pantotenat, serta asam folat.
11. Sedang stres
Dalam kondisi stres, tubuh kita lebih boros memanfaatkan zat-zat gizi. Karena itu, asupan zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh tentu lebih besar dibandingkan dalam kondisi normal, terutama untuk vitamin C dan semua jenis vitamin B.
Selain itu, tubuh akan memproduksi radikal bebas, sehingga kita memerlukan nutrisi antioksidan untuk meredakannya. Guna meredam proses tersebut, kita bisa mengkonsumsi suplemen antioksidan, di antaranya vitamin A, vitamin E, seng, dan selenium. (SA)